Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Idrus: Saya Menteri kalau Ical Jadi Presiden

Kompas.com - 09/06/2011, 13:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Idrus Marham membantah bahwa keputusannya mundur dari keanggotaan DPR 2009-2014 karena alasan mengincar kursi menteri di Kabinet Indonesia Bersatu II. Idrus resmi mundur mulai hari ini, Kamis (9/6/2011). Namun, ia mengakui, Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie sempat menawarkannya posisi menteri sekitar empat bulan lalu. Tawaran itu ditolaknya.

"Saya katakan kepada Pak Ical (Aburizal) saat itu, saya mau jadi menteri kalau Pak Ical jadi presiden," kata Idrus, dalam jumpa pers di Gedung DPR, Jakarta, hari ini.

Dalam kesempatan ini, Idrus, yang didampingi Ketua DPR Marzuki Alie dan Sekretaris Fraksi Golkar Ade Komaruddin mengumumkan secara resmi pengunduran dirinya. Secara gamblang, ia mengungkapkan dua alasan yang mendasari pengunduran dirinya sebagai wakil rakyat. Alasan utama, kata Idrus, keinginannya untuk total mengurus partai.

"Yang pertama adalah posisi sekjen partai politik adalah profesi yang sangat srategis dan memiliki peranan sangat penting dalam partai politik. Pak Marzuki Alie sebagai mantan sekjen pasti sangat paham akan hal itu," ujar Idrus.

Alasan kedua, lanjutnya, DPR selama ini selalu mendapat sorotan dari berbagai pihak karena kinerja para anggotanya. Berbicara tentang kinerja anggota DPR, menurut Idrus, tak lepas dari peran para elite partai dalam mencetak anggota legislatif yang berkualitas. "Untuk mencetak caleg-caleg itu hulunya ada di parpol. Maka itu, saya ingin mendedikasikan tugas saya secara total untuk Partai Golkar menuju 2014 agar lebih baik," jelasnya.

"Jadi, atas dua dasar prinsip itulah, saya mengundurkan diri. Saya harapkan agar dapat dipahami pengunduran diri ini," tegas mantan Ketua Pansus DPR untuk kasus Bank Century ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com