Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lily-Effendy Adukan Syarifuddin ke KY

Kompas.com - 07/06/2011, 14:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dua Politisi Partai Kebangkitan Bangsa, Lily Wahid dan Effendy Choirie yang akrab disapa Gus Choi, mengadukan perilaku anggota majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Syarifuddin, kepada Komisi Yudisial (KY).

Datang bersama tim pengacaranya, rombongan Lily-Efendy diterima Ketua Bidang Pengawasan Hakim dan Investigasi Komisi Yudisial Suparman Marzuki dan Juru Bicara Asep Rahmat Fajar di Gedung KY, Jakarta, Selasa (7/6/2011).

Lily yang pertama angkat bicara dalam audiensi itu mengatakan, perilaku Syarifuddin cenderung memberi tekanan terhadap keduanya sebagai penggugat. Ia meminta Komisi Yudisial melakukan pemeriksaan terhadap Syarifuddin.

"Dalam persidangan, dia (Syarifuddin) melakukan tekanan terhadap kami (Lily Wahid dan Gus Choi) dan sempat terlontar pernyataan kepada kami bahwa lebih baik kami cabut saja gugatan ini. Padahal kami sudah melakukan mediasi dengan partai, tetapi partai menolak. Berarti perkara ini bisa tetap dilanjutkan. Tetapi, tiba-tiba ada keputusan, pengadilan mengembalikan semua masalah ke partai. Ini yang jadi tanda tanya besar," ujar Lily.

Ia mencurigai, berbagai sikap Syarifuddin mengindikasikan sebuah proses yang tidak adil sebagaimana yang terjadi dalam perkara dugaan suap yang membuatnya kini menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi. Oleh karena itu, ia meminta agar putusan Syarifuddin yang menolak gugatan Lily dan Effendy terhadap Partai Kebangkitan Bangsa diperiksa.

Sementara, Effendy mengungkapkan, sebaiknya kasus hakim Syarifuddin yang menjadi tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi menjadi pintu masuk bagi KY untuk memelajari dan mengungkap kasus-kasus yang janggal yang pernah ditangani oleh Syarifuddin.

"Sebenarnya, kasus kami ini kasus kecil. Tapi ini harus jadi momentum. Saya ingin mendorong agar ini jadi pintu masuk untuk memperbaiki keadaan di lingkungan yudikatif," kata Gus Choi.

Untuk melengkapi pengaduan, keduanya juga menyertakan bukti rekaman video selama jalannya sidang tersebut kepada Komisi Yudisial. Dalam rekaman itu, menurut kuasa hukum keduanya, Saleh, terjadi adu mulut antara Syarifuddin dan dirinya. Syarifuddin berbicara tanpa menghiraukan hakim ketua. 

"Ada beberapa bukti berupa rekaman persidangan. Yang ngotot-ngototan saya dengan Syarifuddin. Seharusnya dia bicara lewat ketua majelis, bukan bicara seenaknya sendiri," tukas Saleh.

Seperti diberitakan, Lily dan Effendy mengugat Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua DPR Marzukie Alie terkait pergantian antar waktu (PAW) atau recall terhadap mereka sebagai anggota DPR di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Keduanya beralasan, PAW melanggar UU Parpol dan UU MPR, DPR, DPRD, DPD.

Keduanya dipecat pada 5 Maret 2011 karena dianggap tak mengikuti kebijakan partai dalam pemungutan suara hak angket mafia pajak dan hak angket kasus Bank Century. Namun, kasus tersebut dihentikan karena pengadilan menyerahkan kembali keputusan kepada DPP PKB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com