Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Max: Spekulasi "Mr A" Pendapat Pribadi

Kompas.com - 03/06/2011, 16:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua menegaskan, pernyataan politisi Demokrat Ramadhan Pohan tentang Mr A bukanlah pernyataan resmi partai. Oleh karena itu, ia mengatakan, tak ada kaitan struktur partai dengan pihak yang dituduh Ramadhan ingin menghancurkan partai itu.

"Itu pendapat pribadi Ramadhan dan bukan pernyataan partai. Secara resmi, Demokrat tidak pernah berpikir soal itu. Kalau ada beberapa pihak yang tidak senang dengan kemajuan Demokrat, itu wajar," katanya kepada wartawan, Jumat (3/6/2011).

Max mengatakan, partai tidak pernah berniat untuk menyudutkan pihak-pihak tertentu dari partai lain. Meskipun, lanjutnya, banyak pihak lain yang memang ingin menjatuhkan Demokrat dengan isu-isu miring agar suara partainya melemah di pemilu mendatang. Hal ini disampaikannya menyusul sikap reaktif sejumlah politisi Golkar yang menegaskan bahwa Mr A bukanlah Aburizal Bakrie, Akbar Tanjung, ataupun Agung Laksono.

Max meminta Ramadhan segera mengungkapkan Mr A yang dimaksudnya untuk menghindari spekulasi yang semakin dalam. "Kalau tidak bisa membuka, berarti isu yang disebarkan Ramadhan hanyalah pepesan kosong belaka. Saya kira kita semua enggak tahu siapa si A itu. Yang tahu cuma Pak Ramadhan, jadi sebaiknya dibuka saja supaya jelas itu bukan main-main," tambahnya.

Max juga khawatir polemik Mr A malah akan menyulut konflik baru politik nasional antara Demokrat dan partai politik lainnya.

Mr A bukan orang Demokrat

Max juga menegaskan bahwa Mr A adalah pihak yang tidak terkait sama sekali dengan Demokrat. Max merasa yakin dengan pernyataannya. "Politisi berinisial A yang disebutkan Pak Ramadhan Pohan juga tidak ada kaitannya dengan Demokrat. Untuk itu, kader Demokrat jangan terpancing dan tidak asal bicara lagi soal politisi berinisial A," ungkapnya.

Menurut dia, kader Demokrat harus berhati-hati dan tak perlu terlalu reaktif dalam menanggapi tudingan-tudingan terhadap partai. Pasalnya, semua reaksi malah bisa berbalik menyerang Demokrat.

"Saat ini semua reaksi terkait tudingan terhadap Demokrat bisa menjadi bahan amunisi bagi pihak luar partai untuk menghancurkan dan memecah belah partai," tandasnya.

Munculnya inisial Mr A dilontarkan Ramadhan pada Rabu lalu. Mr A ini, menurut Ramadhan, berusaha menjalankan niatnya menyerang Demokrat dengan menggunakan orang dalam Demokrat. Menurut dia, Demokrat selama ini sudah merasakan adanya serangan-serangan ke dalam tubuh partai itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

    Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

    Nasional
    Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

    Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

    Nasional
    Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

    Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

    Nasional
    Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

    Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

    Nasional
    Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

    Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

    Nasional
    Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

    Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

    Nasional
    Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

    Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

    Nasional
    Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

    Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

    Nasional
    Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

    Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

    Nasional
    Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

    Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

    Nasional
    Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati

    Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati

    Nasional
    Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

    Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

    Nasional
    Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak 'Online'

    Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak "Online"

    Nasional
    Ketum Projo Nilai 'Amicus Curiae' Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

    Ketum Projo Nilai "Amicus Curiae" Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

    Nasional
    Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

    Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com