Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ba'asyir Haramkan Demokrasi

Kompas.com - 17/03/2011, 17:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam ajarannya kepada para pengikutnya di Jamaah Anshorud Tauhid (JAT), terdakwa teroris Abu Bakar Ba'asyir selaku Amir JAT mengharamkan demokrasi di Indonesia. Ba'asyir mengklaim demokrasi akan membawa kesyirikan.

"Demokrasi diharamkan dalam Islam yang akan menjerumuskan kesyirikan," ucap Suranto alias Ibrahim alias Toriq, sekretaris di JAT Pusat di Solo, saat bersaksi di sidang Ba'asyir, Kamis (17/3/2011).

Suranto bersaksi melalui telekonferensi dari Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Majelis hakim dan jaksa penuntut umum mendengarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Adapun Ba'asyir dan tim pengacaranya kembali walk out dari ruang sidang.

Suranto mengatakan hal itu ketika ditanya hakim mengenai dakwah Ba'asyir dalam JAT. Suranto bertugas mengedit kata-kata dalam dakwah yang dibuat Ba'asyir tanpa mengubah substansi. Salah satu dakwah yang pernah dia edit yakni mengenai demokrasi yang diharamkan.

Selain mengharamkan demokrasi, kata Suranto, dakwah Ba'asyir juga berisi ajakan kepada umat Islam menjalankan syariat Islam secara keseluruhan. "Ustad katakan kalau negara ini tidak berlandaskan dengan syariat Islam," kata pria yang mengenal Ba'asyir saat sama-sama ditahan di Lapas Cipinang tahun 2004 itu.

Saat bersaksi, Suranto mengakui pernah melihat rekaman pelatihan militer di Aceh bersama Ba'asyir, Abdul Haris, dan Abu Tholud di Kantor JAT di Jakarta. Rekaman itu diputar oleh Ubaid. Setelah menonton rekaman, kata dia, Ubaid menyerahkan selembar kertas ke Ba'asyir.

"Surat berisi kekurangan dana dalam pelatihan. Saya tidak tahu secara detail nominal kekurangan. Beliau (Ba'asyir) katakan akan kita usahakan. Setelah itu Ubaid serahkan kertas lain soal usulan struktur Tanzim Al Qoidah Serambi Mekah," jelas Suranto.

"Maksudnya apa menyerahkan surat itu?" tanya hakim.

"Berharap menyetujui (struktur). Tapi tidak tahu ustad Abu setuju atau tidak," jawab salah satu peserta pelatihan militer di Aceh itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com