JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat teroris Mardigu mengemukakan, perakit bom buku yang ditujukan kepada aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Gories Mere, dan Ketua Umum Pemuda Pancasila Yapto, adalah orang yang profesional. Hal tersebut terlihat dari penggunaan pegas sebagai detonator dalam tiga rangkaian bom buku tersebut.
Rakitan dengan pegas tersebut, kata Mardigu, sulit dipelajari. "Yang menarik, dia tidak mengunakan positif-negatif, jegrek, sumbu, tapi pakai time box, pakai pegas. Ketiga bom pakai pegas. Yang pakai per (pegas) itu dipelajari lama dan perlu latihan. Itu sangat perofesional," tutur Mardigu, usai menghadiri diskusi di gedung DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (16/3/2011).
Dia menduga, perakit bom yang profesional tersebut mendapat pelatihan di luar negeri. "Entah di Afganistan atau Malaysia," ucapnya.
Sedangkan detonator berbentuk pegas, kata Mardigu, biasa ditemukan di Palestina atau Irlandia. "Dia mantan sekolah (teroris). Yang harus kita cari darimana dia (pelaku) mendapat detonatornya," ungkap Mardigu.
Menurut Mardigu, perakit menggunakan bahan berdaya ledak rendah dengan bungkus yang dapat berganti-ganti, seperti buku, pot bunga, atau tempat makan berbahan plastik. "Memang low explosive karena asapnya hitam," ujarnya.
Bahan peledak berdaya ledak rendah tersebut mudah didapat di pasaran, seperti sulfur dan garam dapur. Bom rakitan dengan detonator pegas, menurut Margidu, tidak mudah dijinakkan dengan pengetahuan awam. Bom dengan detonator pegas tidak akan mati hanya dengan disiram air, seperti yang dilakukan pada bom untuk Ulil yang meledak di Utan Kayu, Selasa (15/3/2011).
Seperti diberitakan, bom yang ditujukan kepada Ulil meledak saat berupaya dijinakkan Kepala Satuan Reskrim Polrestro Jakarta Timur Kompol Dodi Rahmawan. Akibatnya lima orang terluka, termasuk Dodi yang tangannya diamputasi. Sementara dua bom lainnya berhasil dijinakkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.