Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah di Nusakambangan Bukan Bukti

Kompas.com - 13/03/2011, 17:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah rumah yang dihancurkan di Nusakambangan diakui Menteri Hukum dan HAM (Menhuk dan HAM), Patrialis Akbar, bukan merupakan barang bukti terkait kasus narkoba di Lapas Narkotika Nusakambangan. Pemusnahan rumah tersebut, menurutnya dilakukan karena rumah asimilasi yang biasa digunakan untuk pertemuan tersebut dikhawatirkan mendatangkan kemudharatan di kemudian hari.

"Menurut yang bersangkutan (Kalapas), katanya sudah disampaikan ke Polda Jateng, dan sudah dikonfirmasi rumah itu tidak berpenghuni. Karena tidak ada penghuni, makanya dimusnahkan," ucap Patrialis, Minggu (13/3/2011), di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta.

Ia melanjutkan, alasan pemusnahan lantaran tempat tersebut sering digunakan untuk pertemuan. Jika dibiarkan, takut disalahgunakan lagi. Lebih lanjut, Patrialis membantah bahwa rumah tersebut merupakan barang bukti yang sengaja dihilangkan dalam kasus yang menjerat Kepala Lapas (Kalapas) Narkotika Nusakambangan, Marwan Adli.

"Barang buktinya bukan rumah itu. Dugaannya kan aliran dana, jadi aliran dana itu sumbernya, sampai sekarang masih belum ada bukti," ungkap Patrialis.

Untuk menjelaskan duduk perkara kasus ini, Patrialis sudah mengirimkan surat kepada Pusat Pelaporan Analisis Transaksi dan Keuangan (PPATK) untuk memaparkan secara resmi tentang dugaan aliran dana. "Supaya clear, tidak ada konteks bela-membela. Kalau misalnya terbukti, dan terbongkar, yah bagus," tandasnya.

Adapun, di dalam rumah yang dirusak tersebut, BNN menemukan barang bukti berupa shabu. Rumah itu diduga sering digunakan sebagai tempat transaksi narkotika.

Sebelumnya, Kepala Lapas Narkotika Nusakambangan, Marwan Adli, dituduh menerima aliran dana dari jaringan narkoba internasional. Dana itu diterima lewat rekening anak dan cucunya. Setelah sempat diperiksa di Cilacap, Marwan kemudian ditahan di kantor BNN. Selain Marwan, anak dan cucu Marwan serta dua orang terpidana yang diduga melakukan transaksi juga turut menjadi tahanan BNN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir Dubai, Kemenlu Sebut Tak Ada WNI Jadi Korban

Banjir Dubai, Kemenlu Sebut Tak Ada WNI Jadi Korban

Nasional
Jokowi Ungkap Indikasi Pencucian Uang Lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Jokowi Ungkap Indikasi Pencucian Uang Lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Pertemuan Jokowi-Megawati yang Seolah Rencana Kosong

Pertemuan Jokowi-Megawati yang Seolah Rencana Kosong

Nasional
Beragam Respons Kubu Prabowo-Gibran soal 'Amicus Curiae' Megawati dan Sejumlah Tokoh Lain

Beragam Respons Kubu Prabowo-Gibran soal "Amicus Curiae" Megawati dan Sejumlah Tokoh Lain

Nasional
Yusril Harap Formasi Kabinet Prabowo-Gibran Tak Hanya Pertimbangkan Kekuatan di DPR

Yusril Harap Formasi Kabinet Prabowo-Gibran Tak Hanya Pertimbangkan Kekuatan di DPR

Nasional
Eks Ajudan Ungkap Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL

Eks Ajudan Ungkap Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL

Nasional
Yusril Bilang KIM Belum Pernah Gelar Pertemuan Formal Bahas Kabinet Prabowo

Yusril Bilang KIM Belum Pernah Gelar Pertemuan Formal Bahas Kabinet Prabowo

Nasional
Yusril Nilai Tak Semua Partai Harus Ditarik ke Kabinet Prabowo Kelak

Yusril Nilai Tak Semua Partai Harus Ditarik ke Kabinet Prabowo Kelak

Nasional
Cara Urus Surat Pindah Domisili

Cara Urus Surat Pindah Domisili

Nasional
Tanggal 20 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 20 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TKN Klaim 10.000 Pendukung Prabowo-Gibran Akan Ajukan Diri Jadi 'Amicus Curiae' di MK

TKN Klaim 10.000 Pendukung Prabowo-Gibran Akan Ajukan Diri Jadi "Amicus Curiae" di MK

Nasional
Tepis Tudingan Terima Bansos, 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi di Depan MK Jumat

Tepis Tudingan Terima Bansos, 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi di Depan MK Jumat

Nasional
Jaksa KPK Sentil Stafsus SYL Karena Ikut Urusi Ultah Nasdem

Jaksa KPK Sentil Stafsus SYL Karena Ikut Urusi Ultah Nasdem

Nasional
PAN Minta 'Amicus Curiae' Megawati Dihormati: Semua Paslon Ingin Putusan yang Adil

PAN Minta "Amicus Curiae" Megawati Dihormati: Semua Paslon Ingin Putusan yang Adil

Nasional
KPK Ultimatum.Pengusaha Sirajudin Machmud Hadiri Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

KPK Ultimatum.Pengusaha Sirajudin Machmud Hadiri Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com