Namun, Ketua Pansus Idrus Marham menanggapi kritik dan sikap pesimistis itu dengan ucapan terima kasih karena hal tersebut akan memicu dirinya untuk berbuat yang terbaik. Anggota Panitia Khusus Angket Kasus Bank Century, Anas Urbaningrum, menilai sikap pesimistis itu tidak relevan karena semua fraksi di DPR sudah sepakat untuk menuntaskan kasus ini secara terbuka dan transparan. Pakar komunikasi dari Universitas Indonesia, Effendi Gazali, dan peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Ikrar Nusa Bhakti, yang dihubungi Kompas, Sabtu (5/12), mengaku tidak lagi mau berharap kepada Pansus Hak Angket Kasus Bank Century. Aktivis Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi (Kompak), Fadjroel Rachman, semalam menilai terpilihnya Idrus Marham sebagai kematian atau puncak kegagalan dari hak angket kasus Bank Century. ”Terpilihnya Idrus merupakan hasil dari usaha koalisi Partai Demokrat, Partai Golkar, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) membentuk kanal untuk mematikan angket ini,” ujarnya. Fadjroel menyatakan akan menyampaikan mosi tidak percaya kepada pansus ini. Menurut dia, untuk membongkar kasus ini, harapan satu-satunya adalah Komisi Pemberantasan Korupsi. ”Saya ucapkan selamat tinggal kepada pansus DPR itu,” ujarnya. Effendi menilai dan memprediksi langkah-langkah yang akan diambil pansus nantinya hanya akan menggagalkan upaya pengungkapan kasus tersebut. Effendi mengaku kecewa terhadap anggota Tim Sembilan. Sebelumnya, kata dia, beberapa inisiator mengaku berani, bahkan untuk walk-out. ”Hal itu sama artinya membohongi rakyat. Para inisiator itu berkeliling cari dukungan. Tetapi, saat masuk mekanisme politik, mereka tidak mampu mempertahankan diri untuk tetap masuk dalam pansus,” ujar Effendi. Saat dihubungi secara terpisah, Ikrar meragukan sosok Idrus Marham sebagai ketua pansus terpilih. Dari rekam jejaknya, Idrus diketahui sudah sejak lama memiliki kedekatan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.