Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Kriminalisasi KPK, Pertaruhkan Sistem Hukum di Indonesia

Kompas.com - 07/11/2009, 12:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dugaan rekayasa kriminalisasi kasus kedua pimpinan KPK (nonaktif), Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah, adalah pertaruhan kredibilitas sistem hukum di Indonesia.

"Karena apa yang menjadi pertaruhan bukan Jaksa Agung ataupun Kapolri, tapi institusi Kejagung dan Polri yang menjadi pertaruhan sekarang ini yang jadi pertaruhan kredibilitas sistem hukum di Indonesia," terang anggota Tim Pencari Fakta (TPF) Hikmahanto Juwana di Warung Daun, Jakarta (7/11).

Guru Besar Fakultas Hukum UI ini mengatakan, dalam Kejaksaan Agung dan Kepolisian harus solid dalam menangani kasus Bibit-Chandra. Dua instansi tesebut juga tetap harus bekerja sama dalam hingga kasus Bibit-Chandra selesai di meja pengadilan. "Yang kita inginkan adalah apa pun keputusan kepolisian dan kejaksaan nantinya di pengadilan harus solid," ucap Hikmahanto.

Ia memperkirakan, jika semua tuduhan yang diajukan kepada Bibit-Chandra tidak terbukti maka masyarakat akan semakin tidak percaya kepada aparat pemerintah. "Misalnya di pengadilan diajukan surat perkara kalau ternyata itu tidak solid dan tidak kuat lalu publik akan semakin tak percaya," ucapnya.

Dekan Fakultas Hukum UI mengatakan, TPF berjanji tidak akan melakukan intervensi terhadap penyidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian dalam penanganan proses kasus dua pimpinan KPK (nonaktif), Bibit Samad dan Chandra M Hamzah.

"Kami tidak akan mencampuri kewenangan yang dilakukan kepolisian dalam urusan penyelidikan," ujarnya.

Hikmahanto menambahkan bahwa pihaknya akan memanggil pihak-pihak yang terkait dalam kasus ini. Hal ini dimaksudkan agar Tim Delapan mendapatkan fakta yang sebenarnya. Setelah gelar perkara, barulah TPF akan melakukan verifikasi. "Jadi kalau fakta sudah kita dapat dan kemudian pasal yang digunakan sudah tahu, atas dasar inilah kita siang ini akan gelar perkara," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com