Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ary Siap Beberkan Fakta ke TPF Tak Pernah Bertemu Pimpinan KPK

Kompas.com - 03/11/2009, 07:07 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com Ary Muladi memastikan bahwa hingga kini dirinya tak pernah sekali pun bertemu dengan pejabat Komisi Pemberantasan Korupsi, termasuk Chandra M Hamzah dan Bibit Samad Rianto. Ary juga siap dimintai keterangan oleh tim pencari fakta independen.

Pengakuan tersebut disampaikan Ary Muladi kepada Kompas, didampingi pengacaranya, Sugeng Teguh Santosa, Senin (2/11) di Jakarta.

”Saya tidak pernah sekali pun bertemu dengan Chandra, Bibit, Jasin, Ade Rahardja, dan Bambang Widaryatmo. Uang dari Anggodo yang diberikan kepada saya tak pernah saya berikan kepada mereka. Saya enggak tahu siapa-siapa di KPK,” kata Ary.

Anggodo merupakan adik dari Anggoro Widjojo, Direktur Utama PT Masaro. Anggodo memberikan uang kepada Ary untuk diteruskan kepada pimpinan KPK. Namun, uang tersebut pada akhirnya diserahkan kepada kenalannya, seorang pengusaha asal Surabaya bernama Yulianto.

Sebelumnya, dalam pemeriksaan pertama kali sebagai saksi untuk kasus Chandra dan Bibit pada 11 Juli 2009, Ary mengaku memberikan langsung uang itu kepada Chandra dan Bibit. Keterangan itu lalu dituangkan dalam dokumen kronologis 15 Juli 2009. Kemudian, pada 14 Agustus 2009, polisi menangkapnya atas tuduhan pidana penipuan dan penggelapan.

Menurut Ary, setelah ditangkap dan diperiksa kembali oleh polisi pada 18 Agustus 2009, dirinya mengakui bahwa keterangannya soal pemberian uang kepada Chandra dan Bibit adalah bohong belaka. Ary mengatakan, nuraninya akhirnya memutuskan dirinya untuk mengakui semuanya kepada polisi.

”Saat itu saya berpikir, sampai kapan saya harus bohong terus? Apa jadinya kalau saya dipertemukan dengan mereka (pimpinan KPK) yang tidak pernah saya temui? Karena itu, saya putuskan mengakui yang sebenarnya kepada polisi,” kata Ary.

Dalam pemeriksaan polisi, Ary juga mengaku Yulianto sempat memberinya kembali uang (30.000 dollar AS) yang lalu dimasukkannya ke rekeningnya di Bank Mandiri dan BCA. Ary mengaku tidak tahu apakah Yulianto benar-benar memberikan uang dari Anggodo kepada Chandra dan Bibit.

Menurut Ary, Yulianto dikenalnya antara tahun 1999 dan 2000 di Surabaya. Yulianto kerap mengaku sebagai orang yang dekat dengan kalangan penegak hukum. Berdasarkan reka ulang polisi terkait pertemuannya dengan Yulianto, polisi telah menemukan jejak Yulianto di Hotel Crowne, Gatot Subroto, Jakarta.

Menurut Ary, dia juga pernah menemui Yulianto, di antaranya di Kafe Victoria di Plaza Senayan dan Mal Pondok Indah, Bellagio Kuningan, Pasar Festival Kuningan, dan Restoran Warung Daun di Jalan Wolter Monginsidi.

Permintaan dari Anggodo

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com