Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejuta Dukungan buat Bibit S Rianto dan Chandra M Hamzah

Kompas.com - 31/10/2009, 05:04 WIB
 
 

Ahmad Arif

KOMPAS.com - ”Tuhan tidak tidur Saudaraku. Dia pasti selalu melindungi hamba-Nya yang bekerja untuk keadilan dan kebenaran. Doa kami selalu menyertai setiap langkah kebenaran yang kalian tempuh.”

Doa itu disampaikan Wendi Citra, seorang facebookers—sebutan untuk pengguna jejaring internet Facebook—kepada Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) (nonaktif) Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah.

Saya tak mengenal Wendi sebelumnya. Namun, saat kemudian saya kirim pesan untuk meminta izin memasukkan testimoninya dalam tulisan ini, dengan cepat dia mengatakan, ”Setuju sekali.”

Wendi lalu mengirim pesan lagi, ”Terlepas benar tidaknya tuduhan itu, saya percaya mereka (Bibit dan Chandra) adalah orang baik dan lurus. Kasus itu saya rasa adalah sebuah skenario upaya untuk menyembunyikan kasus besar agar publik tidak akan pernah mengetahuinya karena KPK disibukkan untuk mengatasi masalah tersebut.”

Testimoni Wendi itu hanya satu dari puluhan ribu pernyataan yang termuat di ”Gerakan 1.000.000 Facebookers Dukung Chandra Hamzah & Bibit Samad Rianto”. Sejak dibuat oleh facebookers dari Jambi, Usman Yasin, pada Kamis (29/10) sekitar pukul 14.45, hingga Jumat kemarin pukul 21.20 sebanyak 52.195 orang memberikan dukungan. Angkanya terus bertambah dalam bilangan detik.

Beberapa pesan dikirim dari luar negeri, misalnya dari Dina Faoziah yang mengatakan, ”Prihatin terhadap penggebukan ’cicak-cicak’ antikorupsi oleh ’buaya’.” Ia turut mendukung dari sudut Tokyo, Jepang.

Mahasiswi program doktor di Tokyo University of Agriculture and Technology asal Semarang itu mengaku geram dengan apa yang dilakukan polisi terhadap KPK. ”Saya kira mahasiswa waras mana pun akan mendukung Bibit dan Chandra kalau masih peduli Indonesia,” katanya.

Yon Daryono, mahasiswa program Master International Communication Management, The Hague University, Den Haag, Belanda, mengirim pesan, ”Pokoke lawan buaya-buaya pelindung koruptor. Dukungan soko Belanda.”

Daryono mengisahkan lebih lanjut, ”Polisi di Indonesia enggak pernah serius menegakkan supremasi hukum. Belanda yang pernah menjajah kita saja sudah jauh lebih manusiawi. Contoh kecil, polisi Belanda justru sangat takut dilaporkan balik oleh orang karena dianggap telah melanggar hukum.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat, Didominasi Gen Z

Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat, Didominasi Gen Z

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com