JAKARTA, KOMPAS.com — Tindakan aparat kepolisian menahan dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (nonaktif) Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah dinilai sebagai tindakan tergesa-gesa dan justru berdampak buruk bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Penangkapan itu justru blunder bagi Presiden. Masyarakat malah tidak akan percaya lagi dengan presiden," ujar Direktur Hubungan Eksternal Imparsial Poengky Indarti di Jakarta, Jumat (30/10).
Ia mengatakan, polisi tidak mempunyai alasan yang kuat untuk menahan Bibit-Chandra. Penangkapan tersebut justru akan menggiring pendapat masyarakat bahwa polisi menutupi suatu hal. "Polisi seperti ketakutan dan membuat publik penasaran. Bisa saja timbul anggapan kalau RI 1 benar-benar terlibat dan itu merusak pencitraan presiden," ucap dia.
Selain itu, lanjutnya, penahanan Bibit-Chandra yang terlalu cepat memperjelas bahwa polisi tidak lagi mandiri dalam menjalankan tugasnya dan dapat diperintah oleh pihak tertentu. "Penangkapan seperti perintah, dan sayangnya polisi menurut dengan hal itu," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.