Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siti Fadilah Bantah Tuding Menkes Jual Virus

Kompas.com - 22/10/2009, 23:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari membantah telah menuding Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih telah menjual spesimen virus H5N1 kepada lembaga penilitian kesehatan Namru, yang diduga milik Angkatan Laut Amerika Serikat. Hal tersebut dikatakannya saat jumpa pers sesuai acara 'Serah teriima jabatan Menkes' di gedung Depkes, Kuningan, Jakarta, Kamis (22/10) malam.

Para wartawan menayakan, apakah Sufari benar telah menyatakan Endang terlibat penjualan spesimen kepada pihak militer AS, lewat Namru. Menurut Sufari, pemberitaan yang sempat membuat panas telinga Endang, itu merupakan pelintiran para wartawan. Yang benar, virus tersebut dibawa pihak Litbang Depkes.

"Saya kira itu salah. Sudah saya terangkan tadi, bahwa virus itu tidak diperjualbelikan, tapi dibawa Jadi, tidak ada yang menyebutkan virus apapun juga ke mana-kemana. Dan saya kira itu pelintiran para wartawan. Virus tidak laku dijual," kata Siti Fadilah Supari.

Siti Fadilah Supari menegaskan, bahwa Indonesia telah menghentikan kerja sama penelitian dengan Namru, dan berakhir tahun ini. Ia menyerahkan kepada Endang, apakah akan melanjutkan kerjasama penelitian dengan Namru di sisa waktu yang ada atau tidak.

Ia menambahalkan, seharusnya kerjasama penelitian kesehatan sipil tersebut memiliki kejelasan status dan penggunaannya. "Statusnya, pengunaannya, harus jelas, siapa yang menggunakan, itu juga jelas," ungkapnya.

Menurut Endang, Indonesia akan melanjutkan kerja sama dengan pihak Amerika, namun bukan Namru. Kerja sama setelah Namru habis masanya, yakni kerja sama Dekes RI dengan Depkes Amerika, yang notabee-nya adalah sipil. "Sudah cukup jelas, kerja sama akan terus dilanjutkan dalam bentuk yang sipil, antara Depkes dengan Human and Health Services, itu Depkes-nya Amerika," kata Endang.

Terkait kedekatan diri Endang sewaktu duduk sebagai kepala Litbang Depkes, yang berkapasitas sebagai peneliti, Endang menegaskan, dirinya memang dekat dengan banyak pihak asing, termasuk Namru. Namun, kedekatan dirinya adalah benar-benar murni sebatas kerjasama yang berbasis profesionalitas kerja sebagai peneliti.

"Jadi, saya dekat Namru, saya dekat dengan Belanda, saya dekat dengan NIIJ, Jepang, China saya pun dekat. Sebagai peneliti kita memang dekat dan bekerjasama. Semua berbasis kerjasama dan profesional," ujar Endang. (Persda Network/CR2)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Nasional
Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Nasional
Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Nasional
Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk 'Distabilo' seperti Era Awal Jokowi

Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk "Distabilo" seperti Era Awal Jokowi

Nasional
Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Nasional
KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Nasional
Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Nasional
Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Nasional
Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Nasional
Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

Nasional
Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Nasional
KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com