Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Audit Bank Century Tak Berujung

Kompas.com - 19/10/2009, 17:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Waktu penyelesaian hasil audit investigasi terhadap kasus Bank Century belum dapat dipastikan. Badan Pemeriksa Keuangan atau BPK mengaku proses audit kasus ini butuh waktu lama, khususnya untuk pemeriksaan aliran dana.

"Bank Bali saja makan waktu 4 bulan. Itu saja mendapat bantuan dari lembaga audit asing. Ini (Bank Century) baru dapat 1,5 bulan. Jadi, belum tahu sampai kapan," ujar Ketua BPK Anwar Nasution, Senin (19/10) saat jumpa pers di kantornya, Jakarta.

Anwar menjelaskan, membuka sebuah rekening pada Bank Century bukan perkara mudah. Sebelumnya, dibutuhkan penelusuran terlebih dahulu sehingga ditemukan alasan, kenapa rekening tersebut akan dibuka.

Kemudian, pemeriksaan terhadap hal tersebut memerlukan lima lapis pemeriksaan karena aliran dana biasanya tidak langsung berpindah ke pengguna terakhir.

"Perlu lima lapis karena aliran dana ini ternyata terus berpindah tangan dan tidak langsung ke end user. Jadi, perlu waktu yang lama. Itu kenapa perlu proses, apalagi kalau alirannya ke luar negeri," terangnya.

Dia mengakui, BPK sebenarnya tidak mengalami kesulitan dalam pemeriksaan. Baik itu Bank Indonesia, Komite Stabilitas Sistem Keuangan, maupun Lembaga Penjamin Simpanan, semuanya bisa kooperatif.

"Dalam audit ini harus cek dan ricek. Harus semua diwawancara. Jadi, tidak tahu sampai kapan," cetusnya.

Anggota BPK Hasan Bisri mengatakan, kesulitan membuka rekening ada karena semua itu memang dibatasi undang-undang. Untuk membuka satu rekening, Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) harus memiliki informasi yang lengkap.

"Jadi, tidak bisa sembarangan supaya tidak disalahgunakan. Sebelum membuka satu rekening, kami harus ada alasan yang tepat," katanya.

Hasan mengungkapkan bahwa pihaknya akan bekerja secara profesional dalam penanganan kasus Bank Century ini. Namun, dia juga tidak dapat menjanjikan sejauh mana nantinya BPK akan melakukan audit ini.

"Persoalannya sampai mana. Ini kan aliran dananya ada berapa lapis. Jadi, mohon bersabar. Kami akan melanjutkan," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com