Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Suap, Presiden Harus Hentikan Kasus

Kompas.com - 05/10/2009, 11:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus yang membelit dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Chandra M Hamzah dan Bibit Samad Riyanto, harus segera dihentikan. Sebab, Polri dinilai tidak berwenang menangani kasus penyalahgunaan wewenang yang diduga dilakukan keduanya.

Pengacara Chandra dan Bibit, Taufik Basari, mengatakan, peran presiden menjadi penting pada penghentian penyidikan perkara ini untuk memulihkan citra Polri. "Kita merasa, pemeriksaan ini masih berkutat pada penyalahgunaan wewenang. Penyidikan kasus ini harus dihentikan karena bukan forumnya polisi untuk memeriksa dua pimpinan KPK. Oleh karena itu, kalau memang suap, segera tunjukkan. Arahkan ke suap. Kalau tidak, segera hentikan. Di posisi-posisi seperti ini, peran presiden dan Kapolri penting," ujarnya kepada wartawan seusai mendampingi dua pimpinan KPK di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (5/10).

Menurut dia, kesan konflik antara KPK dan Polri akan memperlemah penegakan hukum sehingga peran presiden sebagai kepala negara diperlukan. "Supaya negara bisa berjalan, penegakan hukum bisa berjalan," lanjutnya. Oleh karena itu, tim pengacara dua pimpinan KPK akan menemui Kapolri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri pada pukul 14.00 nanti.

Selain menyampaikan tentang hal di atas, mereka juga akan mengungkap pertemuan antara Kabareskrim Komisaris Jenderal Susno Duadji dan Direktur PT Masaro, Anggoro. "Kami juga akan sampaikan tentang SMS (pesan singkat) dan daftar pencarian orang (DPO) yang pernah diserahkan oleh KPK ke Polri," kata anggota tim pengacara lain, Ahmad Riva'i.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com