Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bappenas Telah Ingatkan KPU soal IFES

Kompas.com - 14/07/2009, 22:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — The International Foundation for Electoral System atau IFES dinilai tidak melakukan intervensi dalam penghitungan perolehan suara pemilu presiden dan wakil presiden 8 Juli lalu.

Sebab, IFES berada dalam kewenangan dan otoritas Komisi Pemilihan Umum dan payung hukum Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencana Pembangunan Nasional dalam kerja sama dengan negara-negara dan lembaga donor.

Namun diakui, Bappenas sebelumnya telah mengingatkan agar KPU seharusnya tidak melakukan semacam tabulasi nasional, mengingat TPS yang dijadikan dasar perhitungan IFES hanya 40.000 dari jumlah 450.000 TPS secara nasional.

Direktur Politik dan Komunikasi Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Rd Siliwangi, menyatakan hal itu kepada Kompas di Gedung Bappenas, Jakarta, Selasa (14/7) malam.

"Saya kira, IFES tidak melakukan intervensi, mengingat hal itu dilakukan IFES di bawah kewenangan dan otoritas KPU sebagai penyelenggara pilpres. Bappenas sendiri ikut memayungi untuk memberikan dukungan KPU menjalankan tugasnya, melalui para donatur. Dukungan itu berupa bimbingan teknis semata dan tidak boleh masuk ke pekerjaan utama KPU," ujar Siliwangi.

Namun, menurut Siliwangi, IFES sebenarnya hanya melakukan proyek percontohan dan bukan untuk tabulasi nasional. "Mereka sudah datang ke Bappenas dan kita juga telah menyampaikan IFES dan ke KPU, agar KPU sebaiknya tidak melakukan apa yang disebut semacam hitung cepat. Sebab, data TPS yang digunakan hanya 40.000," katanya.

Ditambahkan Siliwangi, menurut anggota KPU Abdul Azis, itu bukan hitung cepat, tetapi real count. "Tetapi kenyataannya setelah kita ketahui mereka hanya proyek percontohan karena keterbatasan anggaran. Jika tidak sampai real count ya untuk apa?" katanya.

Siliwangi mengatakan, sebagai pendukung untuk pesan layanan singkat (SMS) penghitungan pilpres, IFES diseleksi sendiri oleh USAid. IFES tercatat sebagai lembaga yang terakreditasi di Departemen Luar Negeri Indonesia. Dananya yang diberikan ke IFES untuk server dan teknisi sekitar 200.000 dollar AS. Namun, sebenarnya kebutuhannya besar sekali. Akan tetapi, dana yang disediakan tidak cukup.

Tentang data rinci mengenai dinamika politik hasil dari TPS, Siliwangi menegaskan, IFES tidak boleh memiliki. "KPU berhak memproteksi data tersebut," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com