JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa bilang mendukung harus dengan cara memberikan pujian atau kata-kata manis lainnya? Salah besar. Mendukung juga dapat dilakukan dengan melontarkan kritik kepada pihak yang kita dukung, termasuk kepada pemerintah.
Demikian pendapat pengamat politik Sukardi Rinakit sebagai responsnya jika ternyata nanti memang pasangan SBY-Boediono yang menduduki kursi RI 1 dan RI 2. "Ada dua cara mendukung, ikut mendukung dan mengawasi serta mengritik. Mendukung dan mengawasi agar kekuasaan tidak jumawa, tidak arogan. Peran ini sama-sama mendukung. Jangan diartikan berbeda," ujar Sukardi Jakarta, Sabtu (11/7).
Hal senada juga disampaikan Budayawan Sudjiwo Tedjo. Tedjo dengan terus-terang mengatakan bahwa dirinya tak suka pada pasangan bernomor urut dua ini. Namun, jika mereka yang menang, apa boleh buat, sebagai warga negara, Sudjiwo tentu akan mendukung mereka.
"Saya mendukung dalam bentuk kritik. Ada yang bentuknya lain, misalnya seperti Ruhut (Sitompul) yang dalam bentuk memuji-muji. Orang kan macem-macem," tutur pria yang kerap menggunakan blangkon ini dalam berbagai kesempatan.
Menurut dalang nyentrik ini, memuji atau mengkritik adalah pilihan masing-masing orang. Namun, harus ditempatkan dalam konteks memberikan dukungan agar terjadi check and balances dalam kehidupan.
Ke depannya, Tedjo berharap, SBY sebagai capres yang berkans besar untuk menang menghidupkan kembali ruh Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta dalam kebijakan-kebijakannya nanti.
"Itu kayak bedug. Tapi jangan dengan P4 tapi dalam bentuk yang konkret. Dari segi dalang, misalnya sila pertama, SBY harus suwung (red: kosong)," tandas Sudjiwo tanpa menjelaskan artinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.