Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Serang Iklan Baliho Lawan

Kompas.com - 29/06/2009, 17:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Calon wakil presiden Prabowo Subianto mengatakan, korupsi masih merajalela di Indonesia. Menurutnya, tidak sepantasnya Indonesia dengan kekayaan sumber daya alam yang besar berada di bawah negara-negara lain akibat hal tersebut.

"Kalau negara korupsi, kita paling atas," lontarnya saat menghadiri dukungan masyarakat transportasi angkutan umum dari Organisasi Angkutan Darat (Organda) di Hotel Mangaradja Jakarta, Senin (29/6). Ikut hadir Hasyim Djojohadikusumo, Dewan Penasihat Tim Sukses Mega-Prabowo; Ketua Umum DPP Organda Murpi Hutagalung serta para pejabat Organda.

Prabowo di hadapan ratusan pendukung yang hadir mengungkapkan, setiap tahun negara kehilangan Rp 200 triliun akibat penyelewengan. "Kita sudah kehilangan Rp 2.400 triliun dalam 12 tahun," lontarnya.

Pasangan Megawati tersebut juga mengkritik gencarnya iklan saat ini yang menyebutkan bahwa pendidikan telah digratiskan oleh pemerintah. "Saya heran ada pemimpin yang berani buat iklan yang demikian bohongnya kepada rakyat," tegasnya kemudian disambut riuh tepuk tangan para pendukung.

Bukan hanya itu, Prabowo kemudian melontarkan kritikan terhadap iklan pasangan capres dan cawapres lain yang menggunakan baliho-baliho besar di jalanan yang menurut Prabowo dananya berasal dari hasil korupsi.

"Duitnya dari mana? Ada dua kemungkinan, duit dari uang rakyat yang dikorupsi atau dari maling-maling pencuri uang rakyat," ungkapnya.

Orasi berlanjut, mantan Danjen Kopassus tersebut mengatakan, saat ini kubunya menghadapi kekuatan yang sangat besar dengan jumlah dana kampanye yang tidak terbatas.

"Yang kita hadapi kekuatan sangat besar dengan uang yang enggak ada serinya. Mereka sudah siap ancang-ancang mau curang," tegasnya.

Bukan hanya pasangan lain yang dihujani kritikan, Prabowo juga mengkritik kerja KPU karena masih ditemukan kasus DPT fiktif. "KPU perlu dipertanyakan independen atau tidak? Jumlah pemilih bertambah tapi TPS dikurangi," katanya lantang dan kembali disambut riuh tepuk tangan para pendukung.

Prabowo berjanji kepada para pendukung jika terpilih akan melakukan perubahan besar bagi Indonesia. "Pertumbuhan ekonomi akan dua digit. Tidak akan ada lagi istilah wong cilik," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Nasional
Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Nasional
MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

Nasional
Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Nasional
Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com