SOLO, KOMPAS.com — Pembunuhan Nasrudin, Direktur PT Rajawali Putra Banjaran, diduga berlatar belakang asmara. Keluarga menyimpan bukti berupa pesan pendek yang diterima Nasrudin dua pekan sebelum ia tertembak, 14 Maret. Ini diungkapkan Boyamin Saiman dari Tim Advokasi Keluarga Nasrudin di Kota Solo, Jumat (1/5) siang.
Menurut Boyamin, pesan pendek yang diterima Nasrudin itu tertulis dikirimkan oleh AA. Isinya kurang lebih, "Permasalahan di antara kita mari kita selesaikan baik-baik. Kalau perlu saya minta maaf. Jangan di-blow up, kalau di-blow up, tahu sendiri risikonya."
Sumber dari keluarga bercerita, sejak menerima pesan pendek itu Nasrudin yang semula jarang shalat, jadi kerap shalat dan khusyuk sekali. Lebih dari itu, ia pun terlihat gelisah. Saat ditanya, Nasrudin mengatakan, pasangannya diganggu orang. "Orang itu disebut Nasrudin berinisial AA," tutur Boyamin.
Dua hari sebelum ditembak, Nasrudin membentuk tim penasihat hukum yang akan digunakannya untuk mendukung rencananya mengungkap kasus skandal yang melibatkan AA yang juga pejabat negara itu. "Dia sempat menunjuk pengacara terkenal di Jakarta," kata Boyamin.
Bukti berupa pesan pendek dan beberapa foto telah diserahkan keluarga kepada polisi. Menurut Boyamin, keluarga berharap bukti-bukti itu dapat dimanfaatkan untuk menemukan missing link yang disebutkan polisi.
Boyamin menambahkan, Nasrudin dan AA sebenarnya telah berteman lama sejak Nasrudin aktif memberikan informasi tentang kasus korupsi di tubuh PT Rajawali Nusantara Indonesia. Belakangan, Nasrudin merasa kecewa karena kasus ini hanya menyeret Direktur Keuangan PT Rajawali Nusantara Indonesia sebagai tersangka dan melewatkan beberapa orang lain yang juga terlibat kasus itu.
Itu kekecewaan kedua Nasrudin kepada AA sehingga berencana membeberkan skandal AA kepada publik. Dengan rencana Nasrudin, barangkali AA merasa khawatir. Lalu ia berkeluh kesah kepada orang-orang dekatnya yang lantas diterjemahkan terlalu jauh atau mungkin saja ia memang memerintahkan langsung. "Ini tugas polisi untuk mengungkapnya," kata Boyamin.
Dari hasil penelusuran keluarga, salah satu tersangka yang ditetapkan polisi, SH, diketahui sebagai tim sukses AA saat mengikuti seleksi masuk lembaga negara yang sekarang dipimpinnya. SH melobi beberapa partai di DPR sehingga AA bahkan bisa menjadi ketua di lembaga itu.
"AA khawatir reputasinya jatuh jika skandalnya dibuka dan SH khawatir bisnisnya terganggu jika AA dipaksa turun dari jabatannya jika skandalnya terungkap," kata Boyamin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.