Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Habis-habisan dan Kini Tambah Miskin

Kompas.com - 19/03/2009, 09:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Walau menolak menyebutkan nominal dana yang telah dikeluarkan selama berkampanye, aktivis yang kini mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Golkar untuk Daerah Pemilihan Daerah Istimewa Yogyakarta, Binny Bintarti Buchori, Rabu (18/3) di Jakarta, mengaku sudah habis-habisan membiayai kampanyenya.

Selama ini ia menerapkan beragam strategi berkampanye, mulai dari mencetak stiker, kalender, hingga buklet yang di dalamnya terdapat foto diri dan sejumlah program yang ditawarkan. Selain itu, ia juga mengunjungi masyarakat di sejumlah kecamatan atau kabupaten di daerah pemilihannya, menggelar pendidikan dan pelatihan di pengajian, pertemuan dengan warga, serta talkshow di radio.

”Untung saya dibantu teman-teman aktivis dan jaringan lain, seperti alumni semasa sekolah. Mereka banyak membantu, bahkan ikut menyumbangkan sejumlah dana,” ujar Binny. Ia juga membentuk tim sukses yang berasal dari sesama aktivis.

Menurut Binny, tidak jarang masyarakat yang dia datangi secara terang-terangan meminta sesuatu darinya, baik dalam bentuk uang maupun fasilitas lain. ”Yang jelas, tambah miskin nih karena keluar duit banyak. Jangan-jangan kalau ada survei statistik lagi nanti, saya bisa masuk kategori masyarakat miskin deh,” ujarnya sambil berkelakar.

Binny mengakui, tidak semua daerah di dapilnya didatangi. Paling sekitar 40 persen lokasi strategis yang dia datangi. ”Saya cuma berkampanye di daerah tertentu. Untuk menarik masyarakat mau datang, biasanya saya memberikan doorprize untuk ibu-ibu atau menyumbang untuk kas RT/RW ala kadarnya,” kata Binny.

Harus sungguh-sungguh

Lain lagi cerita Agung Putri Astrid Kartika, aktivis yang kini menjadi calon anggota DPR untuk PDI- P di Dapil Bali. Ia semula menganggap langkahnya sebagai sesuatu yang belum serius. ”Namun, lama-lama saya merasa hal ini harus dijalani dengan sungguh-sungguh,” katanya. Untuk itu, sejak September 2008, ia nonaktif dari jabatan Direktur Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat serta hampir selalu tinggal di Bali.

”Menjadi caleg adalah pelajaran yang amat berharga bagi saya. Tidak ada yang dapat dipegang sebagai kepastian saat terjun di dunia ini. Suara rakyat tidak dapat dipastikan, apalagi dengan ketentuan suara terbanyak,” kata Agung Putri.

Menurut dia, suara terbanyak menyulitkan berjalannya mesin partai. Sesama kader partai bersaing dengan bebas. ”Bagaimana mesin partai dapat berjalan efektif jika, misalnya, pengurus partai tingkat provinsi dan tingkat kabupaten sama-sama bertarung memperebutkan kursi DPRD dari dapil yang sama,” katanya.

Agung Putri selama ini lebih banyak memakai jaringan sesama aktivis LSM dan keluarga. Namun, uang memang memegang peranan penting. Apalagi sebagian tokoh di Bali biasa menerima sumbangan, seperti untuk upacara adat, dari orang yang mereka anggap berhasil.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat, Didominasi Gen Z

Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat, Didominasi Gen Z

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com