MEDAN, KOMPAS.com — Jika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Golkar akhirnya sepakat berkoalisi, siapa yang bakal menjadi calon presiden (capres) dan siapa yang akan menjadi calon wakil presiden (cawapres) baru akan ditentukan sesudah pemilu legislatif. Hal tersebut dikatakan Ketua DPP PDI-P Panda Nababan di Medan, Jumat (13/3).
"Penentuannya setelah 9 April," ujar Panda Nababan menanggapi pertemuan antara Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla di Jakarta, Kamis.
Pada pertemuan yang dilangsungkan di sebuah rumah di Jalan Imam Bonjol 66 Jakarta itu, kedua tokoh menandatangani lima butir kesepakatan bersama yang kemudian diberi nama "Kesepakatan Dua Tokoh". Kesepakatan itu ditandatangani Megawati Soekarnoputri dan Jusuf Kalla tanpa menyebutkan jabatan mereka di struktur partai masing-masing.
Menurut Panda Nababan, wacana kebersamaan antara PDI-P dan Partai Golkar jauh lebih matang ketimbang dengan partai-partai lain. Kualitas pertemuan para tokoh kedua partai juga dinilai lebih tinggi dibanding pertemuan dengan para tokoh dari partai lain.
"Pertemuan antara tokoh PDI-P dan Golkar itu sudah dilakukan secara bertahap sejak dua tahun lalu, mulai dari Medan dan Palembang yang kemudian dilanjutkan dengan pertemuan Kemayoran dan Ancol, di mana masing-masing secara bergantian bertindak sebagai tuan rumah," ujarnya.
Namun, ia juga mengakui hitungan-hitungan bahwa partai pemenang pemilu bakal mengusung tokohnya menjadi capres juga tidak terlalu mutlak menentukan. "Ini kan politik, segala sesuatunya mungkin saja terjadi. Jadi, kita lihat saja nanti usai pemilu," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.