Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gajah Ditemukan Mati Mengenaskan

Kompas.com - 16/06/2008, 10:39 WIB

PEKANBARU, SABTU - Konflik antara gajah dan manusia di Provinsi Riau kembali membawa korban. Kali ini, hewan mamalia menjadi korban. Pada hari Jumat lalu, seekor gajah jantan ditemukan tewas dengan kepala rusak dan gadingnya dicopot di Desa Pungut, Kecamatan Pinggir, Duri, Kabupaten Bengkalis, Riau.

Selain gading, belalai gajah malang itu nyaris putus. Di sekujur tubuh hewan bertubuh tambun itu penuh bekas luka tusukan senjata tajam. Sementara kaki depan dalam keadaan terikat dengan kawat baja berukuran 14 milimeter.

Kepala Polres Bengkalis Ajun Komisaris Besar Anang Rivandoko yang dihubungi hari Sabtu (14/6) mengatakan, berita penemuan bangkai gajah itu diterima dari masyarakat lewat SMS kepada aparat Polsek Pinggir. Hanya saja, informasi itu tidak lengkap karena tidak menyebutkan lokasi.

Setelah melakukan penyusuran ke beberapa desa, polisi akhirnya menemukan bangkai dimaksud di sebuah kebun karet milik Suhirman yang berjarak sekitar 500 meter dari jalan desa atau berjarak sekitar enam kilometer dari jalan lintas timur Sumatera wilayah Duri.

"Kami masih berkoordinasi dengan BKSDA Riau menyangkut kematian hewan dilindungi ini. Kami masih melakukan penyelidikan ke desa tempat gajah itu ditemukan. Beberapa saksi mata telah kami periksa untuk mencari petunjuk," kata Anang.

Zulfan (32), tokoh masyarakat Desa Pungut, yang dihubungi secara terpisah, mengatakan, kematian gajah itu patut disayangkan. Di lain pihak, peristiwa tersebut membawa keberuntungan buat warga desa. Dengan kematian gajah itu, pemerintah setempat dan aparat BKSDA pasti akan memerhatikan desanya.

"Kematian gajah ini menjadi ironi buat kami. Ketika rumah dan kebun kami rusak karena gajah, laporan kami seakan tidak mendapat perhatian dari pemerintah daerah. Tidak ada yang peduli bila gajah yang merusak. Namun, saat gajah mati di desa kami, sekarang seluruh aparat keamanan dan pemerintah datang ke desa kami. Sebenarnya gajah atau manusia yang lebih diperhatikan," kata Zulfan.

Zulfan menambahkan, dalam sebulan terakhir, sekawanan gajah yang berjumlah sekitar 40 ekor senantiasa menyatroni desanya. Setiap malam, kawanan gajah yang terbagi dalam beberapa kelompok memakan anakan kelapa sawit warga. Dalam sebulan ini, sedikitnya 2.000 pohon sawit warga dirusak gajah. Akhir Mei lalu, kawanan gajah merusak tiga rumah dan dua pondok warga. "Dua minggu terakhir warga yang memiliki kebun tidak dapat tidur karena harus bergadang menjaga kebun. Warga desa juga membakar ban bekas untuk mengusir gajah agar tidak masuk ke rumahnya. Sekarang ini sejak ada gajah mati itu, gajah yang lain sudah tidak terlihat lagi di desa kami," kata Zulfan.(SAH/KOMPAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com