BAGHDAD, SABTU - Putra pemimpin Libya Moammar Khaddafi dilaporkan berada di balik kelompok bersenjata yang melakukan serangan bom di Irak utara minggu ini. Hal itu diungkapkan seorang pimpinan suku Sunni yang berjuang melawan al-Qaeda, Sabtu (26/1) waktu setempat.
Dalam serangan bom Rabu lalu, sedikitnya 38 orang tewas dan 225 terluka. Bom berkekuatan besar itu juga menghancurkan 50 bangunan di sebuah wilayah Mosul. Esoknya, pembom bunuh diri menewaskan kepala polisi dan dua anggotanya saat mereka meneliti lokasi ledakan.
Kolonel Jubair Rashid Naief, pejabat polisi di propinsi Anbar, mengatakan serangan itu dilakukan oleh Resimen Seifaddin, yang anggotanya sekitar 150 pejuang Irak dan asing. Mereka masuk ke Irak beberapa bulan lalu dari Suriah.
Menurut Naief, resimen yang bekerjasama dengan al-Qaeda di Irak itu didukung oleh Seif al-Islam Gadhafi, 36, putra tertua pemimpin Libya. "Saya yakin tentang apa yang saya katakan, dan ini ada buktinya," kata Naief.
Saat dikonfirmasi, pria yang mengangkat telepon di kantor Khaddafi di Tripoli mengatakan bahwa pemimpin Libya itu sedang tidak di tempat untuk bisa memberi komentar terhadap tuduhan Naief.
Meski juga tidak memberi komentar atas informasi keterlibatan putra Khaddafi, militer AS mengatakan banyak pejuang asing yang masuk Irak. Sekitar 19 persen datang dari Libya, sedangkan orang-orang dari Afrika Utara mengisi sekitar 40 persen dari jumlah keseluruhan.
Seif al-Islam sendiri bukanlah sosok yang terlihat sebagai pendukung terorisme. Disebut sebagai reformer, Khaddafi muda itu berhasil mengubah image Libya menjadi lebih moderat. Pria yang dijuluki "The Engineer" ini juga membantu melepaskan lima perawat Bulgaria dan seorang dokter Palestina yang dipenjara di Libya atas tuduhan menginfeksi anak-anak Libya dengan HIV.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.