JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan, capaian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di 11 provinsi Indonesia pada 2022 masih di bawah target nasional, sebesar 90 persen.
Kesebelas provinsi tersebut adalah Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, Riau, Kalimantan Barat, Papua Barat, Sumatera Barat, Papua, dan Aceh.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, berita bohong (hoaks) hingga isu halal dan haram produk vaksin menjadi satu dari sekian penyebab yang menghambat vaksinasi.
"Iya (benar) karena isu hoaks, serta isu halal dan haram (dari vaksin tersebut)," kata Nadia kepada Kompas.com, Jumat (26/5/2023).
Baca juga: Kemenkes Targetkan 100 Persen Bayi Dapat Imunisasi Dasar Lengkap Tahun Ini
Rendahnya capaian imunisasi juga terjadi pada Imunisasi Baduta Lengkap (IBL). Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, masih ada 17 provinsi di Indonesia yang di bawah target imunisasi nasional, dengan capaian tiga terendah yakni Sumatera Barat, Papua, dan Aceh.
Selain itu, cakupan imunisasi lanjutan lengkap usia sekolah dasar pada 2022 menunjukkan sebanyak 8 Provinsi belum mencapai target capaian 70 persen. Bahkan provinsi Aceh masih di bawah 30 persen.
Imunisasi lanjutan lengkap di usia sekolah dasar ini dilihat dari persentase anak usia kelas 6 SD yang sudah mendapatkan imunisasi lanjutan lengkap meliputi satu dosis DT, satu dosis campak rubella, dan dua dosis Td di satu wilayah dalam kurun waktu satu tahun.
Adapun pada 2023, pemerintah menargetkan seluruh atau 100 persen bayi usia 0-11 bukan mendapatkan imunisasi lengkap, dengan target capaian pada trimester pertama sebesar 33,3 persen.
Nadia menyampaikan, agar target berjalan dan capaian imunisasi meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, pihaknya akan bekerjasama dengan banyak pihak.
"Kerja sama dan koordinasi dengan Kemendagri, Kemendes PDT, dan penggerak komunitas. Lalu, (melibatkan) masyarakat dan kader posyandu," kata Nadia.
Di sisi lain, pihaknya akan membuat laporan imunisasi yang dapat dilihat secara real time. Hal ini bertujuan agar pemerintah mampu melihat daerah mana yang masih tertinggal sehingga bisa ditangani secara lebih cepat.
Baca juga: 241.416 Balita di Kota Bekasi Masuk Target Imunisasi Polio
Di sisi lain, capaian imunisasi akan menjadi indikator standar pelayanan minimun kabupaten/kota.
"Kami juga Mengajak LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) swasta untuk bersama melakukan edukasi dan mendukung kegiatan Posyandu," tutur Nadia.
Sebelumnya, Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril turut mengkhawatirkan capaian vaksinasi di tahun 2023. Realisasi pada bulan April untuk bayi baru mencapai 4,02 persen dari target 33,3 persen.
“Nyatanya capaian hingga April menunjukkan secara nasional di Indonesia baru sebanyak 175.000 atau 4,02 persen bayi yang mendapatkan imunisasi lengkap di Indonesia,” ujar Syahril di Jakarta, Rabu (24/5/2023).