Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Jelaskan Kronologi 4 Pekerja BTS Disandera KKB, Korban Mengaku Utang agar Ada yang Jemput

Kompas.com - 22/05/2023, 20:12 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comPolri angkat bicara soal simpang siur kabar empat pekerja menara telekomunkasi atau base transceiver station (BTS) di Distrik Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang (Pegubin), Papua yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Humas Operasi Damai Cartenz Kombes Pol Donny Charles Go menjelaskan, awalnya pihaknya mendapat informasi seperti yang disampaikan oleh Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.

Panglima sebelumnya menyebut bahwa keempat pekerja itu tidak disandera oleh KKB, melainkan ditawan masyarakat karena diduga memiliki hutang ke mereka.

Baca juga: Polri Tangkap Terduga Pimpinan KKB di Yahukimo

“Info awalnya seperti yang disampaikan oleh Panglima, rupanya info ini disampaikan oleh para korban saat masih di Okbab ketika meminta pesawat menjemput korban,” kata Donny saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (22/5/2023).

Setelah para korban dievakuasi dari Okbab ke Distrik Oksibil, Pegunungan Bintang, polisi menemukan fakta baru.

Menurutnya, dari keterangan para korban, mereka disandera oleh KKB. Hal itu diketahui setelah petugas menunjukkan sejumlah foto anggota KKB. 

“Namun perkembangannya setelah empat korban dievakuasi ke Oksibil, kami menemukan fakta bahwa pelakunya adalah KKB di Pegubin setelah kita tunjukan beberapa foto DPO yang bisa dikenali oleh para korban,” terangnya.

Baca juga: Praka Jamaluddin Gugur Ditembak KKB Jelang Kepulangannya dari Papua

Lebih lanjut, Donny menambahkan, awalnya jumlah pekerja yang membangun BTS itu ada enam orang. Namun, dua di antaranya telah dijemput lebih dulu dengan menggunakan pesawat yang datang melakukan penjemputan.

Para korban ini memberikan informasi awal bahwa mereka disandera karena persoalan utang piutang dengan warga lokal, sehingga ada pesawat yang berani datang untuk menjemput mereka.

Informasi itu yang kemudian sempat disampaikan oleh Panglima TNI pada saat awal kejadian.

“Kalau infonya ada penyanderaan dari KKB, pastinya tidak ada pesawat yang berani menjemput, maka munculah informasi awal adanya sejumlah utang dengan warga lokal,” tambahnya.

Baca juga: Anggota KKB Penembak Briptu Gilang, Brimob Polda Lampung, Ditangkap

Penjelasan awal Panglima TNI

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan bahwa tidak ada penyanderaan terhadap empat pekerja menara telekomunikasi atau BTS di Distrik Okbab.

Saat itu, Yudo Margono mengungkapkan bahwa empat pekerja itu ditahan masyarakat karena diduga memiliki utang.

“Jadi bukan penyanderaan, bukan penyanderaan itu. Kemarin itu mungkin dulu yang utang belum bayar saat pemasangan (tower) BTS. Masyarakat itu menuntut supaya dibayar dulu, setelah dibayar ya dilepas,” kata Yudo saat ditemui usai acara penanaman mangrove di Taman Wisata Alam, Jakarta Utara, Senin (15/5/2023).

Yudo saat itu juga menyebut bahwa KKB tidak menyandera empat pekerja tersebut.

Baca juga: KKB Penyandera Pekerja BTS di Pengubin adalah Kelompok Ananias Mimin

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com