Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Gibran antara "Main" Dua Kaki dan Kacang Lupa Kulitnya

Kompas.com - 22/05/2023, 05:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Saya ikut partai itu karena keyakinan. Sejak PNI, PDI hingga PDIP saya selalu memilihnya. Tidak peduli saya tidak jadi anggota Dewan atau tidak, karena memang bukan itu tujuan saya berpartai. Saya mencoblos PNI, PDI hingga PDIP karena memperjuangkan wong cilik. Pejah gesang nderek Bung Karno atau Mbak Mega” – Soemarno (89)

PENUTURAN Mbah Marno – demikian saya biasa menyapa kakek lanjut usia di Magelang, Jawa Tengah itu mengenai preferensi politiknya yang tidak lekang dimakan zaman.

Soemarno seperti halnya kader-kader “militan” yang dimiliki PDIP memang begitu besar andilnya dalam memenangkan PDIP dalam setiap kontestasi pemilihan.

Konsistensi dan komitmen berpartai seperti yang ditunjukkan oleh Soemarno, senapas dengan kredo yang selalu dilontarkan pendiri PDIP, Megawati Soekarnoputeri.

Seorang kader harus tegak lurus dalam memperjuangkan cita-cita partai termasuk dalam mendukung calon pemimpin yang direkomendasikan PDIP.

Salah satu keunggulan militansi PDIP dalam memenangkan kontestasi pemilihan kepala daerah di banyak daerah termasuk calon-calon yang menang di Solo, Medan, DKI Jakarta bahkan selalu unggul di Pilpres adalah kegigihan seperti yang ditunjukkan Soemarno.

Pihak-pihak di internal PDIP seperti yang diperlihatkan Ketua Badan Pemenangan Pemilu yang juga Ketua DPD PDI Jawa Tengah, Bambang Pacul atau anggota-anggota DPR-RI yang sempat membentuk “Dewan Jenderal” untuk menyokong pencapresan Puan Maharani di Pilpres 2024, langsung “bubar jalan” ketika Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputeri mengumumkan penugasan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai Capres.

Megawati Soekarnoputeri yang disertai Presiden Joko Widodo mengumumkan pencapresan Ganjar Pranowo di Batutulis, Bogor, Jawa Barat pada Jumat, 21 April 2023 lalu.

Begitu Ganjar yang juga selaras dengan suara dominan di akar rumput diumumkan sebagai Capres, semua organ dan indvidu di tubuh partai berlambang kepala Banteng kompak bersatu mendukung Ganjar.

Sembari menunggu finalisasi nama Cawapres yang akan disandingkan dengan Ganjar, hampir semua anggota Dewan yang dimiliki PDIP baik di tingkat pusat maupun daerah langsung menginisiasi pembentukan tim pemenangan termasuk mensinergikan kerja dari jaringan relawan pendukung Ganjar.

Militansi dan “bonding” di PDIP terus bergerak dengan dana swadaya masing-masing individu yang memang telah “jatuh hati” kepada Ganjar maupun kecintaannya terhadap PDIP.

Sikap Ganjar yang selama ini konsisten tetap berada di PDIP walaupun beberapa partai meminangnya untuk maju sebagai Capres, menunjukkan kesetiaannya kepada jalan kerakyatan.

Ganjar juga membuktikan kepada Megawati dan menjadi teladan bagi kader-kader militan, di saat dia “dikuyoh-kuyoh” oleh rekan partainya, dia tetap konsisten dan setia kepada PDIP walau sebelum pengumuman Capres di Batutulis, justru nama Puan yang notabene putri kandung Megawati yang menguat sebagai Capres dari PDIP.

Saya kerap diundang menjadi pembicara di berbagai forum politik, hampir semua fungsionaris partai-partai lain selain PDIP selalu “khawatir” kalah dengan calon yang disokong PDIP.

Mereka merasa “ngeri-ngeri sedap” dengan militansi kader dan simpatisan PDIP yang loyal sejak kampanye hingga proses penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Kondisi tersebut berbeda dengan kesetiaan kader dan simpatisan mereka.

Langkah Gibran membingungkan

Kedatangan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga menjadi salah satu Capres yang akan berlaga di Pilpres 2024 ke Solo, Jawa Tengah, Jumat (19/05/2023), serta adanya deklarasi relawan pendukung Jokowi dan Gibran Rakabuming untuk mendukung Prabowo, sebenarnya hal yang lumrah terjadi.

Menjadi tidak lumrah jika Wali Kota Solo Gibran ikut menghadiri acara deklarasi yang dilakukan 15 koordinator lapangan dari Relawan Jokowi-Gibran yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Jika alasan yang dipakai Gibran adalah menjadi kewajibannya selaku kepala daerah untuk menerima kedatangan Prabowo selaku menteri, tentu bisa dipahami dari aturan keprotokolan.

Hanya saja jika Gibran ikut-ikutan menghadiri acara deklarasi dukungan yang dilakukan relawan ayah dan dirinya, tentu sangat tidak dibenarkan dari kacamata partai yang mendukungnya selama ini.

Gibran berhasil menang dan terpilih sebagai Wali Kota Solo, selain karena “diuntungkan” dengan namanya ayahnya, tentu saja mendapat andil dari PDIP yang mencalonkannya secara resmi di jalur politik.

Gibran mungkin juga masih belum lupa, adik iparnya yang bernama Bobby Nasution juga melenggang menjadi Wali Kota Medan berkat “endors” dari PDIP.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com