Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Fotografer Aksi 1998 Firman Hidayatullah, Babak Belur saat Ketahuan Memotret Momen Mahasiswa Dipukuli

Kompas.com - 21/05/2023, 20:44 WIB
Miska Ithra Syahirah,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Firman Hidayatullah, seorang aktivis serta fotografer aksi mahasiswa dan kerusuhan zaman Orde Baru menceritakan perjuangannya saat mengabadikan setiap detik sejarah menggunakan kamera ayahnya.

"Saya waktu itu mendeklarkan diri sebagai fotografer. Saya pakai kameranya bapak saya," ucap Firman saat menjadi salah satu pembicara di diskusi "Kesaksian Pelaku Sejarah" yang digelar di Graha Persatuan Nasional (Pena) 98, Jakarta, Selasa (16/5/2023).

Keputusannya menjadi fotografer, di samping ia tetap harus menyelesaikan pendidikannya di bangku kuliah, adalah karena prinsipnya dalam memberikan perlawanan dalam bentuk lain.

Selain menjadi perangkat aksi, tak lain tak bukan adalah menjadi pemotret sejarah.

Baca juga: 25 Tahun Reformasi: Saat Soeharto Kembali dari Mesir, Jakarta seperti Lautan Api dari Atas Pesawat

Pada saat kerusuhan tahun 1998 itu, ia bercerita masih memiliki tabungan sejumlah Rp 2 juta yang ia simpan di lemari. Ia lalu memutuskan untuk membeli roll film untuk setiap aksi.

"Amunisi saya itu 2 roll di setiap aksi. Isi 36, ha ha ha," ujarnya tertawa lirih.

Firman lantas mengeluarkan kamera Nikon FM2 keluaran tahun 1977 yang saat itu dipakainya untuk mengabadikan momen sejarah reformasi 1998.

"Ini senjata saya. Ini sempat berlumuran darah waktu saya dipukulin di depan Atmajaya," ucapnya sambil terus memegang dan menatap kameranya dengan penuh arti.

Ia bercerita, saat aksi tersebut, massa aksi dipukul mundur dari arah Semanggi ke arah Bundaran HI. Saat itu, ia mengambil inisiatif, yang nyatanya malah membawa hal buruk bagi dirinya.

Baca juga: 25 Tahun Reformasi: Soeharto Lengser, Habibie Jadi Presiden hingga Isu Kudeta

Firman memutuskan untuk naik ke Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), awal niatnya hanyalah untuk memotret massa aksi, tetapi ia malah kedapatan tentara dan diperintahkan untuk tiarap sejak maghrib sampai pukul 23.30 WIB.

"Terus saya melihat ada mahasiswa juga yang ga tau dari mana terus dipukulin. Saya foto aja, cekrek, cekrek, cekrek dari atas jembatan. Dan tentara naik, formasi kepung, udah, saya dipukuli di situ jam 12 malam," katanya berkisah.

Usai berlumur darah, Firman mengatakan terdapat polisi militer yang menyelamatkannya. Tak lama pula, ada sebuah ambulans yang keluar dari Universitas Atmajaya.

Sopir ambulans tersebut, kata Firman, berniat menolongnya. Setelah Firman masuk ke dalam ambulans, mobil tersebut malah dikepung dan ditembaki secara beruntun.

"Jadi saya masuk ICU rumah sakit bareng sama sopir ambulans yang mau nolong saya," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25-30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25-30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Nasional
Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali Saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali Saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com