Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Penduduk Diprediksi Melambat pada 2030, Indonesia Bakal Digeser Nigeria dan Pakistan Soal Jumlah Penduduk

Kompas.com - 16/05/2023, 13:27 WIB
Ardito Ramadhan,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengungkapkan, Indonesia diproyeksikan menjadi negara keenam dengan jumlah penduduk terbanyak pada tahun 2045.

Saat ini, Indonesia merupakan negara keempat dengan jumlah penduduk terbanyak, di bawah China, India, dan Amerika Serikat.

"Pada tahun 2045, posisi Indonesia mulai menurun ke peringkat 6. Hal ini karena pertumbuhan penduduk yang mulai melambat sejak tahun 2030-an," kata Suharso dalam acara peluncuran proyeksi penduduk Indonesia 2020-2050 di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (16/5/2023).

Ia menuturkan, posisi Indonesia sebagai negara keempat dengan jumlah penduduk terbanyak bakal digeser oleh Nigeria dan Pakistan pada 2045.

Baca juga: Perubahan Jumlah Penduduk Indonesia

Lebih lanjut, Suharso pun memaparkan proyeksi penduduk Indonesia tahun 2020-2050 berdasarkan tiga skenario. Salah satunya adalah skenario tren atau business as usual, di mana jumlah penduduk diproyeksikan tanpa ada kebijakan.

Hasilnya, angka total fertility rate (TFR) atau rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita selama masa usia reproduksinya terus turun 1,9 sampai 2045, sedangkan angka kematian bayi atau infant mortality rate (IMR) mencapai 7,85.

"Hasil proyeksi dengan skenario trend (business as usual) menunjukkan jumlah penduduk pada tahun 2045 sebanyak 324 juta, bertambah 54,42 juta orang dari 2020. Pertumbuhan penduduk periode 2020–2050 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahunnya, melambat terus setiap tahun," kata Suharso.

Berdasarkan skenario ini, proporsi penduduk usia 0–14 tahun diproyeksikan turun dari 24,56 persen pada tahun 2020 menjadi 19,61 persen pada tahun 2045, sedangkan penduduk usia 65 tahun ke atas naik dari 6,16 persen menjadi 14,61 persen 2045.

Baca juga: Menko PMK: Kemiskinan Ekstrem Kita Lebih Banyak dari Penduduk Singapura

Sementara itu, dalam skenario moderat, TFR ditargetkan berada di angka 2,0 dan nilai IMR mencapai 5,8.

Sedangkan, dalam skenario optimis, pemerintah menargetkan Usia Harapan Hidup (UHH) sebesar 80 yang sederajat sebagai negara maju, bilai TFR dijaga diangka 2,0 dan 4,2.

Suharso melanjutkan, ada lima kebijakan yang perlu diterapkan oleh pemerintah untuk mengantisipasi perubahan demografi yang terjadi.

Pertama, pemerintah perlu mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang. Kedua, pemerintah perlu memastikan kesenjangan kualitas sumber daya manusia dapat tertutupi.

Kemudian, yang keetiga, pemerintah perlu menunjang penambahan penduduk lansia di masa yang akan datang.

Baca juga: Mudik, Ruang Rindu, dan Migrasi Penduduk

Keempat, pemerintah perlu mendorong perpindahan penduduk sehingga persebaran penduduk menjadi lebih merata.

"Dan yang terakhir, pemerintah perlu menjaga keseimbangan pembangunan desa dan kota," ujar Suharso.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Arief Poyuono Ajukan Amicus Curiae, Harap MK Tolak Sengketa Pilpres

Arief Poyuono Ajukan Amicus Curiae, Harap MK Tolak Sengketa Pilpres

Nasional
Optimis Pertemuan Prabowo-Megawati Berlangsung, Gerindra Komunikasi Intens dengan PDI-P

Optimis Pertemuan Prabowo-Megawati Berlangsung, Gerindra Komunikasi Intens dengan PDI-P

Nasional
Dibantu Tony Blair Institute, Indonesia Percepat Transformasi Layanan Digital Pemerintah

Dibantu Tony Blair Institute, Indonesia Percepat Transformasi Layanan Digital Pemerintah

Nasional
Senat Mahasiswa Driyarkara Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Kabulkan Sengketa Pilpres 2024

Senat Mahasiswa Driyarkara Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Kabulkan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Ditanya Progres Komunikasi dengan PKB dan PPP, Gerindra: Jos!

Ditanya Progres Komunikasi dengan PKB dan PPP, Gerindra: Jos!

Nasional
Ditanya Kemungkinan Gerindra Kembali Dukung Anies di Pilkada DKI, Gerindra: Anies Siapa?

Ditanya Kemungkinan Gerindra Kembali Dukung Anies di Pilkada DKI, Gerindra: Anies Siapa?

Nasional
Dituding Jadi Penghambat Pertemuan Megawati dengan Jokowi, Hasto: Apa Perlu Saya Bacakan Komentar Anak Ranting?

Dituding Jadi Penghambat Pertemuan Megawati dengan Jokowi, Hasto: Apa Perlu Saya Bacakan Komentar Anak Ranting?

Nasional
Survei LSI: Pemilih Anies dan Ganjar Tidak Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu 2024

Survei LSI: Pemilih Anies dan Ganjar Tidak Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu 2024

Nasional
Panglima TNI Minta Para Prajurit Tak Mudah Terprovokasi Berita-berita di Media Sosial

Panglima TNI Minta Para Prajurit Tak Mudah Terprovokasi Berita-berita di Media Sosial

Nasional
Anggota DPR Ihsan Yunus Irit Bicara Usai Diperiksa sebagai Saksi Kasus APD Covid-19

Anggota DPR Ihsan Yunus Irit Bicara Usai Diperiksa sebagai Saksi Kasus APD Covid-19

Nasional
Erupsi Gunung Ruang, TNI AL Kerahkan KRI Kakap-811 dan 400 Prajurit untuk Bantuan Kemanusiaan

Erupsi Gunung Ruang, TNI AL Kerahkan KRI Kakap-811 dan 400 Prajurit untuk Bantuan Kemanusiaan

Nasional
Pertemuan Prabowo dan Menlu China Berlangsung Tertutup di Kemenhan

Pertemuan Prabowo dan Menlu China Berlangsung Tertutup di Kemenhan

Nasional
Menlu Retno Telepon Menlu Hongaria Bahas soal Iran-Israel

Menlu Retno Telepon Menlu Hongaria Bahas soal Iran-Israel

Nasional
Bahlil Ungkap UEA Minat Investasi Panel Surya di IKN

Bahlil Ungkap UEA Minat Investasi Panel Surya di IKN

Nasional
Petugas 'Ad Hoc' Pilkada Akan Beda dengan Pilpres, KPU Buka Rekrutmen Lagi

Petugas "Ad Hoc" Pilkada Akan Beda dengan Pilpres, KPU Buka Rekrutmen Lagi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com