Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Ganjar dan Prabowo, antara "Gaspool" dan "Tiji Tibeh"

Kompas.com - 15/05/2023, 09:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

"Terkadang kita mungkin perlu kalah dalam pertempuran, untuk mempelajari cara terbaik memenangkan perang” - Mouloud Benzadi.

BISA jadi inspirasi dari Moloud Benzadi, penulis Inggris berdarah Aljazair, begitu diyakini Prabowo Subianto dan elite-elite Partai Gerindra. Bayangkan, Prabowo pernah kalah tiga kali dalam pemilihan presiden (pilpres) yang diikutinya. Kini, pada Pilpres 2024, Prabowo kembali maju lagi.

Bersama Megawati Soekarnoputri, Prabowo yang berposisi sebagai calon wakil presiden (cawapres) kalah telak dari pasangan Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY)– Jusuf Kalla di Pilpres 2009. Berpasangan dengan Hatta Rajasa, Prabowo yang menjadi calon presiden (capres) juga keok dari pasangan Joko Widodo (Jokwi) – Jusuf Kalla di Pilpres 2014. Maju lagi di Pilpres 2019, Prabowo yang berpasangan dengan Sandiaga Uno, juga kalah melawan pasangan Jokowi dan Ma’ruf Amin.

Baca juga: Ganjar Pranowo: Jawa Barat Itu Paling Seksi

Usai kekalahan hatrick tersebut, banyak kalangan menganggap karir politik putra begawan ekonomi, Prof Sumitro Djojohadikusumo, itu akan tamat. Rupanya karir politik Prabowo justru "dihidupkan dan diselamatkan" Jokowi, rival politiknya di dua kali pilpres.

Jokowi memberikan kursi menteri pertahanan kepada Prabowo di kabinetnya. Sejak masuk kabinet Jokowi-Amin di periode ke-2 Pemerintahan Jokowi, elektoral Prabowo yang redup menjadi terkerek naik.

Jokowi seperti "mengubah dan menghidupkan" peluang Prabowo sehingga nama mantan Danjen Kopassus itu terus moncer di berbagai hasil survei, bahkan kerap menduduki pemuncak klasemen capres yang paling banyak dipilih dalam survei.

Nama Prabowo Subianto yang kerap menduduki urutan pertama atau kedua, silih bergantian dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, melaju berkat kinerjanya sebagai menteri pertahanan yang dipersepsikan publik dengan performance berhasil.

Sejak era Prabowo Subianto, belanja alat pertahanan sistem persenjataan (alutsista) Indonesia meningkat tajam. Tidak hanya matra udara yang dibekali lima pesawat angkut C-130J-30 Super Hercules dan rencana mendatangkan 39 pesawat jet tempur Rafale, matra laut dan darat juga dimodernisasi.

Jelang Pilpres 2024, Jokowi tampak “meng-endorse” dua nama sebagai pelanjutnya yang dianggap layak menjadi penerusnya. Jokowi yang menghadiri acara Gerakan Nusantara di Gelora Bung Karno, Jakarta – acara yang dihelat relawan pendukungnya - melontarkan ciri sosok yang pantas menjadi presiden berikutnya, yaitu wajah berkerut, rambut putih, dan tidak terbiasa hanya duduk dalam istana beralat pendingin cuaca. Kriteria tersebut jelas mengarah kepada sosok Ganjar Pranowo (Kompas.com, 26/11/2022).

Namun dalam berbagai kesempatan, Jokowi juga kerap mengajak “jalan bareng” Prabowo Subianto dan publik mengambil kesimpulan, Jokowi “kesengsem” dengan Prabowo sebelum akhirnya Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Megawati Soekarnoputeri, merekomendasikan pencapresan Ganjar Pranowo di Batutulis, Bogor, Jawa Barat pada 21 April 2023.

Baca juga: Survei SMRC: Dukungan untuk Ganjar Menguat, Anies Menurun

Capres PDI-P Ganjar Pranowo pulang satu mobil dengan Presiden Jokowi seusai deklarasi Capres PDI-P oleh Ketum PDI-P Megawati di Istana Batu Tulis, Jumat (21/4/2023). Foto dibagikan oleh Agus Suparto, fotografer pribadi Presiden Jokowi.Istimewa Capres PDI-P Ganjar Pranowo pulang satu mobil dengan Presiden Jokowi seusai deklarasi Capres PDI-P oleh Ketum PDI-P Megawati di Istana Batu Tulis, Jumat (21/4/2023). Foto dibagikan oleh Agus Suparto, fotografer pribadi Presiden Jokowi.
Tiki-Taka Politik Jokowi

Kepada siapa Jokowi melabuhkan dukungan, akhirnya terjawab sudah. Kehadirannya sebagai “petugas partai” bersama Ganjar Pranowo mendampingi Megawati saat mengumumkan capres yang diberi penugasan di Batutulis jelang Idul Fitri lalu, menjadi penegas sikap politiknya.

Jokowi tengah memainkan “tiki-taka” politik ala permainan sepakbola Spanyol. Publik mempersepsikan keberpihakkannya terhadap Prabowo tetapi di lain pihak, Jokowi tengah memberi “gegenpressing” ala permainan Liverpool-nya Jurgen Klopp terhadap PDI-P untuk segera mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai suksesornya.

Jokowi tidak ingin mengkhianati PDI-P atau Megawati Soekarnoputri. Sebagai kader, dia paham dan tahu adat sebagai orang Jawa yang tidak ingin menyakiti sosok yang berjasa terhadap melesatnya karir politiknya sejak Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta hingga Presiden dua periode yang disokong penuh PDI-P dan Megawati.

Baca juga: Demokrat Terbuka dengan Rencana Pertemuan Prabowo-SBY, tapi..

Jokowi hanya risau di saat Anies Baswedan telah diumumkan sebagai capres oleh Nasdem dan didukung Demokrat serta PKS, tetapi PDIP belum juga mengumumkan siapa sosok yang akan diusung untuk meneruskan kepemimpinannya. Di saat Gerindra sudah memutuskan Prabowo sebagai capres bersama PKB, PDI-P juga tidak bergeming, spakah Puan Maharani yang diajukan atau Ganjar yang tengah “dikuyo-kuyo”sesama elite partai berlambang banteng itu.

Jokowi tampaknya lega saat Megawati akhirnya searus dengan suara akar rumput PDI-P yang menghendaki Ganjar Pranowo sebagai pelanjut era kepemimpinannya. Sejak pengumuman Batutulis, Jokowi terus berusaha menaikkan elektabilitas Ganjar yang sempat anjlok akibat kasus penolakkan keikutsertaan Israel dalam drawing Piala Dunia U-20 di Bali.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com