Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Bali: 101 Wisman Dideportasi, Paling Banyak dari Rusia 27 Orang

Kompas.com - 05/05/2023, 08:12 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

BALI, KOMPAS.com - Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan, pihaknya sudah melakukan deportasi terhadap 101 wisatawan mancanegara (wisman) yang melanggar aturan dan meresahkan masyarakat di Bali. Angka itu merupakan data sepanjang Januari hingga saat ini.

Dari data tersebut, wisman paling banyak yang dideportasi berasal dari Rusia.

"Sampai sekarang sudah 101 wisatawan mancanegara yang dideportasi. Ada yang dideportasi, ada yang diproses hukum di sini. Proses hukum pidana, yang dideportasi sudah 100 lebih dan paling banyak Rusia 27 (orang)," kata Koster ditemui di kawasan Badung, Bali, Kamis (4/5/2023) malam.

Baca juga: Gubernur Bali Pastikan Israel Tak Ikut Serta ANOC World Beach Games 2023

Politisi PDI-P ini mengungkapkan sejumlah perilaku wisman yang meresahkan masyarakat hingga berujung dideportasi. Semisal, mereka naik motor tidak menggunakan helm, melanggar tempat suci, hingga membobol anjungan tunai mandiri (ATM).

"Itu, karena jelas pelanggarannya, saya sudah berkoordinasi dengan rapat bersama Pak Kapolda (Bali) dengan Kumham untuk menindak ini. Yang melanggar ini ditindak semua," ucap Koster.

Di sisi lain, Koster menyatakan bahwa masyarakat Bali marah melihat tingkah laku buruk sejumlah wisman itu.

Merespons kemarahan masyarakat, Koster mengaku akan menindak tegas siapa pun wisman yang terbukti melanggar.

"Kalau ada yang melanggar, sudah deportasi saja langsung, enggak pakai cerita panjang," katanya.

Baca juga: Buntut Wisman Nakal, Pemprov Bali Bakal Terapkan Sistem Kuota

Lebih jauh, Koster menyatakan bahwa pihaknya mempertimbangkan untuk menerapkan kebijakan sistem kuota bagi wisman untuk datang ke Bali.

Dia tak ingin pariwisata masih menggunakan konsep mass tourism atau pariwisata massal yang berakibat membludaknya wisman.

"Jadi kita akan menerapkan satu kebijakan, tidak lagi mass tourism, akan kita batasi dengan menerapkan sistem kuota," tutur Koster.

Diberitakan sebelumnya, sejak dideportasi paling banyak, jumlah wisman ke Bali dari Rusia terus merosot tiap bulannya.

Bahkan, pada April 2023, mereka terlempar dari 10 besar negara yang paling banyak berkunjung ke Pulau Dewata.

Baca juga: Kisah Dokter Wayan di Rumah Kumuh, Diberangkatkan ke Bali, Binatang Peliharaan Diurus Keluarga

Menanggapi hal ini, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Ham (Kakanwil Kemenkumham) Bali Anggiat Napitulu, belum bisa memastikan penyebab merosotnya kedatangan WN Rusia ke Bali.

"Berkurangnya WN Rusia tidak masuk 10 besar pada April 2023 mungkin akan saya tanya satu per satu ke Rusia, what happen, karena kita enggak tahu juga. Karena parameternya global, kita enggak tahu penerbangan dari Rusianya, keluar Rusia semakin terbatas. Atau penerbitan paspor dari Rusia juga semakin ketat, kita enggak tau, nanti kalau saya jawab nanti asumsi namanya," kata dia pada Kamis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com