Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei SMRC: Kondisi Politik Nasional Dinilai Memburuk 3,5 Tahun Terakhir

Kompas.com - 28/03/2023, 17:20 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi politik nasional dinilai memburuk dalam 3,5 tahun terakhir. Survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dirilis Maret 2023 memperlihatkan, sentimen positif terhadap kondisi politik Indonesia mengalami penurunan.

Sebanyak 3,3 persen responden menilai kondisi politik sangat baik, 30,6 persen menilai baik, dan 35,5 persen menganggap sedang.

Kemudian, 17,4 persen responden berpendapat bahwa kondisi politik Tanah Air buruk, 2,1 persen menilai sangat buruk, dan 11,0 persen responden tidak menjawab atau tidak tahu.

Baca juga: Survei SMRC: Kepuasan Publik terhadap Kerja Jokowi Naik, Kini Capai 75 Persen

"Warga yang menilai kondisi politik nasional baik atau sangat baik sekitar 34,0 persen, sementara yang menilai buruk atau sangat buruk 19,5 persen, dan ada 35,5 persen yang menilai sedang saja," kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani dalam tayangan YouTube SMRC TV, Senin (27/3/2023).

Meski terbilang sedang, SMRC mencatat, sentimen positif terhadap kondisi politik Indonesia terus mengalami penurunan. Jika ditarik mundur, pada September 2019, ada 41 persen responden yang menilai kondisi politik baik.

Indikator ini berada pada titik terendah pada survei September 2021 di mana hanya 26,8 persen yang menilai kondisi politik baik.

Tren positif mengenai kondisi politik sempat naik pada Agustus 2022 menjadi 37,1 persen, lalu kembali turun pada pada Desember 2022 menjadi 35 persen, dan terbaru 34,0 persen pada survei Maret 2023.

Baca juga: Survei SMRC: Masyarakat Nilai Kinerja Jokowi Positif Cenderung Pilih Ganjar, Negatif Dukung Prabowo

"Kondisi politik dinilai memburuk dalam 3,5 tahun terakhir. Dari September 2019 ke Maret 2023, yang menilai kondisi politik baik atau sangat baik menurun dari 41 persen menjadi 34 persen," jelas Deni.

"Sebaliknya, yang menilai buruk atau sangat buruk naik dari 14,5 persen menjadi 19,5 persen," tuturnya.

Survei yang sama juga memetakan persepsi publik terhadap kondisi keamanan nasional. Hasilnya, 6,7 persen responden menilai kondisi keamanan sangat baik dan 45,1 persen responden menganggap baik.

Lalu, ada 32,6 persen responden yang menilai kondisi keamanan sedang, 11,1 persen responden menilai buruk, 1,4 persen menganggap sangat buruk. Sisanya, 3,1 persen responden tak menjawab atau tidak tahu.

"Warga yang menilai kondisi keamanan baik atau sangat baik sekitar 51,7 persen, yang menilai buruk atau sangat buruk 12,5 persen, dan ada 32,6 persen yang menilai sedang saja," kata Deni.

Sama seperti tren kondisi politik, sentimen positif terhadap kondisi keamanan nasional juga mengalami penurunan.

Pada Maret 2020, tren positif terhadap kondisi keamanan Indonesia mencapai titik tertinggi di mana 65,8 persen responden memberikan penilaian baik.

Setelahnya, sentimen positif terkait kondisi keamanan Tanah Air terbilang fluktuatif. Sempat turun menjadi 53,4 persen pada Oktober 2020, lalu naik lagi menjadi 63,6 persen pada Mei 2022.

Halaman:


Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com