Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD Ungkap Kebiasaan Ibadah Jokowi: Ke Luar Negeri, Waktunya Shalat, Tetap Shalat ...

Kompas.com - 25/03/2023, 15:52 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menceritakan kebiasaan Presiden Joko Widodo yang tetap rajin menunaikan ibadah shalat di sela-sela kesibukannya.

Kebiasaan itu diketahuinya berdasarkan pengalamannya saat sering mengikuti kunjungan kerja Jokowi ke luar negeri.

Mula-mula Mahfud menegaskan, dia tidak bermaksud memuji-muji kebiasaan Presiden hanya karena saat ini menjadi salah satu anggota Kabinet Indonesia Maju. Menurutnya, sejak dulu dia sudah sering menyampaikan pujian.

Baca juga: Mahfud: Saya Pastikan Kesekian Kalinya, Pemilu Jadi Dilaksanakan

"Misalnya kalau saya katakan, kalau saya bepergian sama Pak Jokowi ke luar negeri, waktunya shalat itu, shalat dia. Meskipun sedang apa. Berkali-kali saya ikut. (Tetap) shalat," ujar Mahfud saat mengisi acara Tadarus Kebangsaan dan Penyusunan Road Map Kepemimpinan Muslim Indonesia di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (25/3/2023).

Dia pun menceritakan kebiasaan Jokowi ketika harus shalat zuhur di tengah-tengah acara yang digelar di luar negeri.

Biasanya, kata Mahfud, Presiden memanfaatkan waktu saat istirahat makan siang. Yakni antara pukul 12.00 hingga pukul 13.00.

Jokowi lebih dulu menyelesaikan makan siang dan setelahnya langsung menunaikan shalat zuhur.

Baca juga: Belum Ada Rencana Cabut Larangan Buka Bersama, Mahfud: Itu SE, Kalau Mau Dicabut Sederhana

"Waktu makan dibatasi jam 12.00 sampai jam 13.00 misalnya, beliau makannya jam setengah 12.30 itu selesai. Cari ruangan sendiri. Shalat dia," ungkapnya.

Selain kebiasaan Presiden Jokowi, para pejabat di lingkungan istana pun sering melakukan ibadah shalat saat berada di Istana Kepresidenan.

Beberapa kali mereka pun sempat menggelar shalawatan bersama.

Mahfud kemudian menegaskan, maksud dirinya menceritakan kebiasaan ibadah Presiden dan para pejabat di istana adalah karena budaya Islam sudah tumbuh dengan baik di Tanah Air.

Sehingga, menurutnya, jangan sampai dirusak paham-paham radikalisme maupun paham lainnya.

Baca juga: Mahfud: Saya Belum Dengar Larangan Buka Bersama Akan Dicabut

"Jadi budaya Islam ini sudah tumbuh, jangan diganggu dengan radikalisme, takfiri dan sebagainya. Yang menganggap selalu kalau orang Islam bukan dia yang berkuasa salah. Ini salah. Nah yang begini-begini kalau nanti berkuasa berbahaya," kata Mahfud.

"Semua orang nanti dibabat. Dilibas berdasarkan kebutuhan dia. Oleh sebab itu mari kita perkuat ikatan kebangsaan ini," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Nasional
Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Nasional
Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Nasional
Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Nasional
Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Nasional
Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com