Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budi Gunawan "Endorse" Prabowo, Nasdem Minta Tahu Diri, Demokrat Ingatkan Tak Jegal-menjegal

Kompas.com - 24/03/2023, 08:42 WIB
Tatang Guritno,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernyataan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan yang seolah meng-endorse Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dikritik oleh Partai Nasdem dan Partai Demokrat.

Budi Gunawan dianggap berkomentar tak sesuai tempatnya.

Saat menghadiri peresmian Papua Youth Creative Hub di Jayapura, Papua, Selasa (21/3/2023), Budi Gunawan mengatakan bahwa aura Presiden Joko Widodo sebagian berpindah ke Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

Jokowi dan Prabowo hadir dalam acara tersebut. 

"Pada akhirnya hari ini kita menjumpai beliau berdua di sini. Seluruhnya mulai melihat ada aura, aura Pak Jokowi sebagian sudah pindah ke Pak Prabowo," kata dia saat itu.

Baca juga: Ada Tendensi Politik, Pernyataan Budi Gunawan yang Endorse Prabowo Dinilai Langgar Asas Intelijen

Nasdem minta tahu diri

Terkait hal ini, Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya meminta Budi Gunawan tahu diri.

Menurut dia, BIN tak semestinya ikut campur mengurus konstetasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Sebab, sebagai lembaga negara, BIN seharusnya mengurus politik tingkat atas yang terkait urusan bangsa dan negara, bukan malah ambil bagian dari politik tingkat bawah, yaitu kontestasi antar-capres.

“Setiap orang terikat dengan institusi yang dia wakili, untuk kemudian orang-orang sadar posisi bahwasanya setiap jabatan itu harus bebas nilai,” tutur Willy kepada wartawan, Rabu (22/3/2023).

“Tidak bisa statement sembarangan, enggak bisa tampil sembarangan,” ucap dia.

Baca juga: Soal Pernyataan Budi Gunawan Aura Jokowi ke Prabowo, Hasto: Tugas Pemimpin Mentransformasikan...

Ia pun menyampaikan bahwa urusan pencalonan presiden merupakan kewenangan partai politik (parpol).

Willy mewajarkan referensi atau pilihan politik seseorang. Namun, sebagai pejabat publik, lebih baik Budi Gunawan tahu posisinya dan menahan dengan tidak tak turut berkomentar.

“Masing-masing sebagai warga negara punya referensi sah-sah saja, tapi yang tidak boleh adalah bagaimana masuk dalam arus ini (pencapresan),” kata dia.

Tanggapan Demokrat

Sementara itu, Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menganggap semua warga negara berhak untuk menjadi capres.

Hal itu bisa ditempuh tanpa mendapatkan dukungan dari presiden yang sedang berkuasa.

Baca juga: Budi Gunawan Sebut Prabowo Dapat Aura Jokowi, Pengamat: Ini Dukungan Penting

Ia menuturkan, konstitusi telah memberikan amanah pengusungan capres-cawapres ditentukan oleh parpol.

“Bukan kemauan dari presiden sebelumnya,” ujar Herzaky.

Terakhir, ia meminta agar tak ada upaya penjegalan pada parpol pengusung figur capres yang tak disukai oleh sejumlah pihak.

“Janganlah ada upaya cekal mencekal, apalagi berupaya merampas parpol yang memajukan capres-cawapres yang tidak sesuai dengan keinginan pihak-pihak tertentu,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com