BEBERAPA hari lalu, Ganjar Pranowo diketahui kembali ikut naik pesawat kepresidenan RI. Nyaris tak banyak pemberitaan soal ini, kecuali unggahan Ganjar Pranowo sendiri di akun twitternya.
Namun peristiwa itu bukan yang pertama tentunya, karena akhir tahun lalu, tepatnya usai menghadiri acara Puncak Peringatan HUT ke - 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Sabtu, 3 Desember 2022,
Ganjar Pranowo juga satu pesawat dengan Presiden Jokowi menuju Solo.
Pertemuan Jokowi dengan Ganjar Pranowo nampaknya menjadi bagian dari estafet politik dari pertemuan Jokowi dengan Megawati Soekarnoputri di Istana Merdeka pada Sabtu (18/3).
Dari pemberitaan yang ada, ada banyak topik yang dibicarakan kedua tokoh ini. Banyak media yang menyoroti cerita Megawati Soekarnoputri kepada Jokowi tentang Soekarno, sang Proklamator.
Meski begitu, pembicaraan tentang calon presiden resmi dari PDIP tentu sejatinya tidak terlewatkan, terlepas diberitakan ataupun tidak.
Topik ini penting yang tentunya perlu dinegosiasikan oleh kedua pihak. Sebagaimana diketahui selama ini, dualisme aspriasi tentang siapa yang akan menjadi calon presiden resmi partai berlogo banteng moncong putih itu merupakan topik hangat sekaligus ‘friksional’ di antara Jokowi dan Megawati.
Lantas, apakah dua rentetan peristiwa tersebut bisa dimaknai sebagai peristiwa yang menggambarkan meredanya relasi konfliktual kedua pihak terkait calon resmi yang akan diusung PDIP?
Dengan kata lain, apakah kedua peristiwa bermakna bahwa sudah terdapat kesepakatan final antara Megawati dan Jokowi tentang calon presiden 2024?
Dilihat dari perkembangan politik dalam beberapa bulan terakhir, nampaknya sudah terjadi kesepakatan final.
Pertama, friksi politik antara pendukung Ganjar Pranowo dan pendukung Puan Maharani sudah nyaris absen di ruang publik.
Kedua adalah pernyataan-pernyataan politik dari Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, dalam beberapa bulan belakangan.
Hasto dengan yakin menyampaikan bahwa PDIP dan Megawati sudah mengantongi nama yang akan menjadi calon presiden dari PDIP dan nama tersebut berasal dari internal PDIP.
Saat ini, kata beliau, PDIP hanya menunggu waktu yang tepat untuk mengumumkan siapa kandidat tersebut.
Lalu, kepada siapakah pilihan itu akan berlabuh? Dilihat dari dinamika politik yang ada, nama Ganjar Pranowo semakin berpeluang untuk menjadi calon presiden dari PDIP dibanding Puan Maharani.