Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Semangat Persaudaraan Buat Kita Hidup Rukun meski Beda Agama, Suku, dan Adat

Kompas.com - 17/03/2023, 10:43 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan soal semangat persaudaraan (ukhuwah) saat memberi sambutan pada Istigasah dan Doa Bersama Rabithah Melayu-Banjar di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan (Kalsel), Jumat (17/3/2023).

Menurut Jokowi, semangat persaudaraan tersebut bisa menjaga kehidupan masyarakat Indonesia yang diwarnai keberagaman.

"Marilah kita meningkatkan semangat ukhuwah, baik itu ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, ukhuwah insaniah. Semangat ukhuwah inilah yang membuat kita semua bisa hidup rukun. (Meski) berbeda agama tapi rukun, berbeda adat tetapi rukun, berbeda suku tapi rukun," ujar Jokowi dilansir dari siaran YouTube Sekretariat Presiden, Jumat.

"Karena memang kita diciptakan oleh Allah berbeda-beda. Dan kita bisa hidup berdampingan, hidup harmonis dan bersama-sama berjuang dengan semangat gotong-royong untuk memajukan negara ini," katanya lagi.

Baca juga: Jokowi: Saya Ajak Semuanya Berdoa dan Bekerja Keras Mewujudkan Pembangunan IKN

Kepala Negara mengatakan, masyarakat Indonesia harus bangga karena keberagaman yang ada.

Sebab, keberagaman menegaskan Indonesia adalah bangsa yang besar.

"Penduduk kita sekarang sudah 280 juta, yang hidup di 17.000 pulau yang kita miliki dan kita ini bermacam-macam, beraneka ragam suku, adat, tradisi agama," ujar Jokowi.

"Coba bahasa saja. Bahasa daerah kita memiliki lebih dari 1.300 bahasa daerah yang berbeda-beda. Saya pernah terbang dari Aceh sampai ke Papua, saya coba ini Indonesia ini sejauh mana sih, Aceh ke Papua, berapa dibutuhkan lewat terbang dengan pesawat? 9 jam 15 menit," katanya lagi.

Baca juga: Jokowi: 58 Persen Perputaran Uang Ada di Jawa, 17.000 Pulau yang Lain Dapat Apa?

Jokowi menjelaskan bahwa penerbangan itu bisa dibandingkan dengan rute dari London (Inggris) hingga ke Istanbul (Turkiye).

Dalam rute tersebut melewati tujuh negara di Eropa.

"Itu kalau terbang dari London itu sampai di Istanbul itu melewati tujuh negara. Artinya betapa sangat besarnya negara ini. Kita harus menyadari itu agar kita semuanya bangga terhadap negara kita Indonesia," kata Jokowi.

"Dan keragaman itu diikat dengan semangat ke-tunggal ika-an, diikat dengan konsensus kebangsaan yaitu, Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika," ujarnya lagi.

Baca juga: Kelakar Jokowi Saat Bagikan Sepeda: Kalau Ditukar Mobil Banyak yang Mau Lho

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com