Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporkan Wamenkumham ke KPK, IPW Sebut Uang Rp 7 M Diberikan lewat Transfer dan Tunai

Kompas.com - 14/03/2023, 16:40 WIB
Syakirun Ni'am,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menunjukkan bukti transfer Rp 4 miliar yang diterima asisten pribadi Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej (EOSH).

Bukti transfer Rp 4 miliar itu terpisah dalam dua kali pengiriman, masing-masing Rp 2 miliar. Pemberian uang tersebut dilakukan pada bulan April dan Mei 2022.

Hal ini Sugeng sampaikan usai mengajukan laporan dugaan korupsi Eddy ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (14/3/2023).

“Diduga diterima oleh Wamen EOSH melalui asisten pribadinya di Kemenkumham saudara YAR (Yogi Ari Rukman) ini buktinya ini, salah satunya ya,” kata Sugeng sembari menunjukkan bukti transfer di KPK.

Baca juga: IPW Laporkan Wakil Menteri Berinisial EOSH ke KPK, Diduga Terima Aliran Dana Rp 7 Miliar

Menurut Sugeng, pemberian uang itu terkait seorang pengusaha berinisial HH selaku Direktur Utama PT Citra Lampia Mandiri (CLM) yang meminta konsultasi hukum kepada Eddy.

Eddy kemudian mengarahkan HH untuk berkomunikasi dengan YAR.

Selanjutnya, asisten pribadi Eddy, YAR menerima pemberian uang Rp 3 miliar dalam pecahan dollar Amerika Serikat (AS).

Serah terima uang itu dilakukan secara langsung di ruang YAR diduga atas arahan Wamen Eddy.

Baca juga: Dilaporkan IPW ke KPK, Wamenkumham: Itu Persoalan Aspri Saya dengan Kliennya Sugeng

“Peristiwa kedua adalah pemberian dana tunai yg diperkirakan informasi kami Agustus 2022 sebesar Rp 3 miliar,” ujar Sugeng.

IPW menduga pemberian uang uang Rp 3 miliar itu dilakukan terkait permintaan pengesahan badan hukum dari PT CLM agar disahkan oleh Direktorat Jenderal (Dtijen) Administrasi dan Hukum Umum (AHU).

“Informasinya pengesahan tersebut muncul. Tapi kemudian yang terjadi adalah pada tanggal 13 September 2022 pengesahan tersebut di-takedown atau dihapus,” lanjutnya.

Sugeng juga menunjukkan bukti percakapan Eddy dalam aplikasi pesan pendek yang mengkonfirmasi bahwa YAR dan satu orang lainnya bernama YAM merupakan asisten pribadinya.

Kendati demikian, sepanjang memberikan keterangan Sugeng menolak menyatakan bahwa EOSH adalah Eddy.


Ia mengaku sedang dalam keadaan yang tidak aman dan bisa saja ditangkap oleh Polda Sulawesi Selatan.

“Saya melaporkan Wamen EOSH, ini kan saya sedang bicara dengan posisi praduga tak bersalah karena saya juga sedang posisi bisa saja ditangkap dalam kasus di Polda Sulsel,” tutur dia.

Sebelumnya, IPW melaporkan Eddy ke KPK karena diduga menerima aliran dana Rp 7 miliar. Sugeng menduga dalam aliran dana tersebut terjadi peristiwa pidana gratifikasi, pemerasan dalam jabatan, atau lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com