JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum (Ketum) Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mengklarifikasi pernyataannya mengenai 'partai ideologis cuma PDI-P dan PBB' yang membuat sejumlah partai politik bereaksi.
Yusril kini menyebut bahwa sebenarnya semua partai memiliki ideologi. Adapun sebelumnya dia mengatakan partai selain PDI-P dan PBB adalah partai pragmatis.
Hal tersebut Yusril sampaikan usai berkunjung ke kantor DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Jakarta Pusat, Senin (13/3/2023) .
"Memang saya juga sekaligus klarifikasi kepada sahabat-sahabat kami dari PPP, banyak misunderstanding ucapan saya di MK. Saya mengatakan sebenarnya partai-partai yang setuju dengan sistem tertutup itu tinggal 2, yaitu PDI-P dan PBB, karena dua-duanya punya akar ideologis dari masa yang lalu," ujar Yusril.
Baca juga: Menilik Kritik Yusril soal Ideologi Partai Politik, Antara Ada dan Tiada
Yusril menjelaskan, jika menarik sejarah PDI-P, maka awalnya partai tersebut adalah Partai Nasional Indonesia (PNI), sementara PBB berasal dari Partai Masyumi.
"Jadi karena itu, ini 2 partai yang ideologis, dan terkait dengan pelaksanaan pemilu, partai ideologis ini mendukung pelaksanaan pemilu tertutup, kecuali kita ambil langkah yang pragmatis," tuturnya.
"Katakan politik kita cenderung pragmatis. Lalu kemudian mungkin timbul salah paham. Kemudian saya klarifikasi, bahwa sebenarnya partai-partai lain tentu punya ideologi," sambung Yusril.
Di hadapan Plt Ketum PPP Mardiono, Yusril menyebut PPP merupakan partai Islam yang memiliki ideologi jelas.
Baca juga: Tanggapi Yusril, PKS: Baiknya Tidak Berlomba dalam Ideologi
Yusril lantas menyamakan PPP dengan PBB yang juga merupakan partai berbasis Islam.
"Harapan kami, kerja sama ini akan berlangsung terus sampai pilpres yang akan datang. Dan juga tadi didiskusikan dengan Pak Mardiono, ini kan kita semua menunggu MK kapan akan diputus pemilihan tertutup atau terbuka," imbuhnya.
Sebelumnya, Yusril Ihza Mahendra mengeklaim bahwa partai politik yang berdasarkan ideologi di Indonesia tersisa dua, yakni PDI Perjuangan dan PBB.
Hal itu ia ungkapkan setelah memberi keterangan sebagai pihak terkait dalam sidang lanjutan uji materi sistem pemilu proporsional terbuka yang berlangsung di Mahkamah Konstitusi (MK), Rabu (8/3/2023).
Mulanya, ia menuturkan alasannya mendukung sistem pemilu proporsional tertutup, yakni karena pemilu harus diikuti oleh partai politik sebagai katalisator dari pemikiran pemilih yang majemuk.
Orang-orang yang berpikiran sama, diasumsikan membentuk partai politik tertentu berdasarkan pikiran itu.
"Sementara partai ideologis ini kan cuma tinggal dua, PDI-P sama PBB. Yang lain-lain kan partai pragmatis semua, bukan partai ideologis. Tidak ada akar ideologisnya," ujar Yusril kepada wartawan, Rabu (8/3/2023).