Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susi Air Kesulitan Cari Info soal Pilotnya yang Disandera KKB

Kompas.com - 01/03/2023, 15:35 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum Susi Air Donal Fariz mengatakan, pihaknya mengalami keterbatasan dalam mencari informasi perihal pilot Susi Air, Philips Marthens, yang disandera oleh teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua.

Sebab, informasi yang Susi Air terima mengenai perkembangan terbaru dalam pencarian Philips sudah disaring oleh pemerintah.

"Jadi memang cenderung satu arah sekarang, kami menunggu informasi yang disampaikan oleh tim-tim yang berada di lapangan. Dan kemudian mereka melakukan screening informasi, baru disampaikan kepada kami. Itulah keterbatasan yang memang kami sampaikan," ujar Donal saat ditemui di SA Residences, Jakarta Timur, Rabu (1/3/2023).

Baca juga: Susi Air: Kalau KKB Minta Senjata sebagai Syarat Pelepasan Pilot, Kita Punyanya Pistol Air

Contohnya adalah ketika Pemerintah Daerah Kabupaten Nduga mengutus orang untuk berkomunikasi dengan KKB. Susi Air pun tidak diberitahu oleh Pemda Kabupaten Nduga perihal perkembangan komunikasi mereka dengan pihak penyandera.

Donal mengatakan, Susi Air memaklumi langkah pemerintah tersebut lantaran tidak semua hal bisa diungkap ke publik.

"Begitu juga dengan pihak Selandia Baru. Kemarin kami bertemu dengan Duta Besar Selandia Baru untuk berbagi perkembangan informasi. Dan beliau menyampaikan informasi-informasi yang lebih kurang materi informasinya itu sama dengan yang kami peroleh," tuturnya.

Lebih jauh, kata Donal, Susi Air juga tidak dihubungi sama sekali oleh KKB selaku pihak yang menyandera Philips.

Donal memastikan tidak ada komunikasi apa pun antara Susi Air dan KKB terkait kejadian penyanderaan ini.

"Jadi zero komunikasi saat ini antara kelompok penyandera dengan kami. Sehingga tidak ada permintaan-permintaan tertentu yang lazimnya kelompok penyandera itu sering (minta) ransum, dan lain-lain," kata Donal.

Donal menyebut KKB justru lebih intens berkomunikasi dengan awak media. Adapun KKB kerap membagikan foto hingga video perihal kegiatan yang mereka lakukan terkait kasus ini.

"Jadi foto (Philips disandera) yang pernah dirilis itu justru saya dapatkan, dan kami dapatkan dari rekan-rekan media, bukan dari mereka. Jadi rekan-rekan media lah yang kemudian memperoleh. Sepertinya mereka membawa dan menggiring narasi ini agar kemudian memperoleh legitimasi secara publik," imbuhnya.

Baca juga: Susi Pudjiastuti: Pilot Susi Air yang Disandera Bukan Pendukung KKB Papua

Sebagai informasi, Philips yang merupakan warga negara Selandia Baru bersama lima penumpang Susi Air hilang kontak sesaat setelah mereka mendarat di Bandar Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Selasa (7/2/2023).

Pesawat dengan nomor registrasi PK-BVY itu diduga dibakar oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya sesaat setelah mendarat.

Lima penumpang merupakan orang asli Papua (OAP). Kelimanya telah dievakuasi dan kembali ke rumah masing-masing. Sementara Philips masih dibawa KKB. TNI hingga Polri terus mengupayakan agar Philips Marthens bisa dibebaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com