JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum Susi Air Donal Fariz mengatakan, pihaknya mengalami keterbatasan dalam mencari informasi perihal pilot Susi Air, Philips Marthens, yang disandera oleh teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua.
Sebab, informasi yang Susi Air terima mengenai perkembangan terbaru dalam pencarian Philips sudah disaring oleh pemerintah.
"Jadi memang cenderung satu arah sekarang, kami menunggu informasi yang disampaikan oleh tim-tim yang berada di lapangan. Dan kemudian mereka melakukan screening informasi, baru disampaikan kepada kami. Itulah keterbatasan yang memang kami sampaikan," ujar Donal saat ditemui di SA Residences, Jakarta Timur, Rabu (1/3/2023).
Baca juga: Susi Air: Kalau KKB Minta Senjata sebagai Syarat Pelepasan Pilot, Kita Punyanya Pistol Air
Contohnya adalah ketika Pemerintah Daerah Kabupaten Nduga mengutus orang untuk berkomunikasi dengan KKB. Susi Air pun tidak diberitahu oleh Pemda Kabupaten Nduga perihal perkembangan komunikasi mereka dengan pihak penyandera.
Donal mengatakan, Susi Air memaklumi langkah pemerintah tersebut lantaran tidak semua hal bisa diungkap ke publik.
"Begitu juga dengan pihak Selandia Baru. Kemarin kami bertemu dengan Duta Besar Selandia Baru untuk berbagi perkembangan informasi. Dan beliau menyampaikan informasi-informasi yang lebih kurang materi informasinya itu sama dengan yang kami peroleh," tuturnya.
Lebih jauh, kata Donal, Susi Air juga tidak dihubungi sama sekali oleh KKB selaku pihak yang menyandera Philips.
Donal memastikan tidak ada komunikasi apa pun antara Susi Air dan KKB terkait kejadian penyanderaan ini.
"Jadi zero komunikasi saat ini antara kelompok penyandera dengan kami. Sehingga tidak ada permintaan-permintaan tertentu yang lazimnya kelompok penyandera itu sering (minta) ransum, dan lain-lain," kata Donal.
Donal menyebut KKB justru lebih intens berkomunikasi dengan awak media. Adapun KKB kerap membagikan foto hingga video perihal kegiatan yang mereka lakukan terkait kasus ini.
"Jadi foto (Philips disandera) yang pernah dirilis itu justru saya dapatkan, dan kami dapatkan dari rekan-rekan media, bukan dari mereka. Jadi rekan-rekan media lah yang kemudian memperoleh. Sepertinya mereka membawa dan menggiring narasi ini agar kemudian memperoleh legitimasi secara publik," imbuhnya.
Baca juga: Susi Pudjiastuti: Pilot Susi Air yang Disandera Bukan Pendukung KKB Papua
Sebagai informasi, Philips yang merupakan warga negara Selandia Baru bersama lima penumpang Susi Air hilang kontak sesaat setelah mereka mendarat di Bandar Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Selasa (7/2/2023).
Pesawat dengan nomor registrasi PK-BVY itu diduga dibakar oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya sesaat setelah mendarat.
Lima penumpang merupakan orang asli Papua (OAP). Kelimanya telah dievakuasi dan kembali ke rumah masing-masing. Sementara Philips masih dibawa KKB. TNI hingga Polri terus mengupayakan agar Philips Marthens bisa dibebaskan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.