Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setop Ekspor Bauksit Juni 2023, Jokowi: Enggak Tahu China Nanti Gugat atau Tidak

Kompas.com - 26/02/2023, 12:24 WIB
Fika Nurul Ulya,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyatakan, pemerintah bakal menyetop ekspor mineral mentah berupa bijih bauksit pada Juni 2023, setelah menyetop ekspor bijih nikel sejak 2020.

Jokowi mengungkapkan, sejauh ini 90 persen bijih bauksit diekspor ke China. Ia pun mengaku tidak tahu langkah yang akan diambil China setelah Indonesia menyetop ekspor bauksit.

"Kita akan setop lagi bulan Juni bauksit, setop. Padahal hati-hati, 90 persen ekspor barang mentah bauksit kita itu ke Tiongkok. Enggak tahu dia (China) nanti gugat kita (atau) enggak," kata Jokowi dalam Rakornas Pemenangan Pemilu PAN di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (26/2/2023).

Baca juga: Jokowi Puji Zulhas: Neraca Dagang RI Surplus, Menteri Perdagangannya dari PAN

Diketahui, ada potensi China menggugat Indonesia ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO).

Hal ini berkaca pada kasus penyetopan ekspor bijih nikel di mana Uni Eropa menggugat Indonesia ke WTO.

"Kalau digugat, berarti nikelnya digugat oleh Eropa, bauksitnya digugat Tiongkok, karena 90 persen ekspor bahan mentah kita ke sana," tutur Jokowi.

Kendati ada potensi digugat, Jokowi meminta para menteri jangan mundur.

Sebab, ada dampak yang begitu besar dari penyetopan ekspor bahan mentah seperti nikel, bauksit, timah, tembaga, hingga emas.

Baca juga: Jokowi Puji Strategi PAN Dipenuhi Kader Muda karena Pemilih di 2024 Didominasi Usia di Bawah 40 Tahun

Saat pemerintah menyetop ekspor nikel, nilai ekspor Indonesia naik menjadi Rp 450 triliun dari sekitar Rp 17 triliun.

"Banyak yang bertanya kepada saya. 'Pak, ini disetop yang dapat perusahaan-perusahaan gede'. Jangan keliru, nikel itu waktu kita setop ekspor kita di Rp 17 triliun, setelah sekarang jadi barang jadi, barang setengah jadi, ekspor kita sudah di angka Rp 450 triliun," tutur Jokowi.

Dari nilai ekspor yang besar tersebut, pemerintah mendapat tambahan penghasilan negara seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), hingga Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Pemerintah pun mendapat dividen atau royalti jika menjadi pemegang saham di perusahaan tambang tersebut.

Baca juga: Di Rakornas PAN, Jokowi Ingatkan Jangan Salah Pilih Koalisi

Penghasilan negara yang besar itu lantas disalurkan untuk membiayai pembangunan infrastruktur desa hingga menganggarkan bantuan sosial (bansos).

"Dari penerimaan negara itulah kita bisa membiayai pembangunan di desa. Kita bisa anggarkan bansos. Jadi alurnya seperti itu. Dampak hilirisasi luar biasa besarnya kalau ini bahan mentah bisa kita hilirkan semuanya," jelas Jokowi.

Diketahui, Presiden Jokowi menghadiri Rakornas PAN didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com