JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengaku tak membahas sistem pemilu dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Kamis (26/1/2023) lalu.
Sebab, menurut dia, pemerintah telah memiliki sikap yang sama dengan Nasdem dan tujuh partai politik (parpol) lain, yaitu menolak sistem pemilu proporsional tertutup.
“Saya tidak singgung mengenai masalah proporsional terbuka, dan tertutup ini. Karena saya tahu sikap pemerintah sudah jelas, memberikan apresiasi, dukungan, supaya (pemilu) terbuka,” papar Surya di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, Rabu (22/2/2023).
Ia mengatakan lebih memilih membahas persoalan lain dengan Jokowi karena waktu pertemuan yang terbatas.
Namun, Surya tidak mengungkap apa yang dibicarakannya dengan mantan Wali Kota Solo itu.
“Saya tidak menyia-nyiakan waktu atas kesempatan yang ada. Walaupun waktu 1 jam 20 menit itu terasa amat singkat,” ucap dia.
Ia menuturkan baru akan mengajak Jokowi bicara soal sistem pemilu jika pemerintah mendukung sistem proporsional tertutup.
“Kalau (pemerintah mendukung pemilu) tertutup, baru saya nanya, kenapa (yang dipilih) tertutup?” imbuh dia.
Diketahui, saat ini sidang gugatan uji materi atau judicial review soal sistem pemilu tengah berlangsung di Mahkamah Konstitusi (MK).
Para penggugat meminta pemilu digelar dengan sistem tertutup.
DPR melalui Komisi III bidang hukum telah menyampaikan pendapatnya dalam persidangan, dan menolak pemilu berjalan secara tertutup.
Alasannya, sistem tersebut membuka ruang konflik internal antar kader partai politik (parpol). Sebab, penentuan calon legislatif (caleg) sepenuhnya menjadi kewenangan parpol.