Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Gagal Ginjal Terjadi Lagi, Pakar: Memalukan dan Memprihatinkan

Kompas.com - 09/02/2023, 17:14 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peniliti Global Health Security, Dicky Budiman menilai kasus gagal ginjal akut (acute kidney injury/AKI) yang kembali terjadi di Indonesia cukup memprihatinkan dan memalukan.

Sebab, kasus ini terjadi dua kali dalam rentang waktu singkat, setelah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan kasusnya sudah selesai di tahun 2022.

Menurut Dicky, adanya kasus baru gagal ginjal akut menandakan bahwa pemerintah tidak cepat untuk memperbaiki situasi dan pengawasan obat yang beredar di masyarakat.

Baca juga: Tim Advokasi Minta Kasus Gagal Ginjal Ditetapkan Jadi KLB: Ini Tragedi

"Apa terjadi di Indonesia yang kedua kali, (dalam waktu) yang relatif singkat ini cukup memalukan dan memprihatinkan, karena kita sebagai negara besar tidak bergerak cepat untuk memperbaiki situasi sesuai prosedur standar global," kata Dicky kepada Kompas.com, Kamis (9/2/2023).

Dicky menyebut, situasi ini makin memalukan ketika Indonesia menjadi perhatian khusus Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) saat kasus mencuat.

Dalam laman resminya, WHO merilis peringatan terhadap beberapa produk medis atau produk obat sirup asal Indonesia yang memiliki kandungan cemaran etilen glikol/dietilen glikol (EG/DEG).

Baca juga: Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak Muncul Lagi, Komisi IX Panggil BPOM Pekan Depan

"Kita adalah salah satu dari 3 negara di dunia yang mendapatkan atau menjadi perhatian khusus WHO dengan keluarnya medical product alert terkait sub standar atau kontaminasi dari obat sirup pada anak. Ini tentu sekali lagi sampaikan, memalukan dan prihatin," tutur Dicky.

Lebih lanjut Dicky menyebut, kasus gagal ginjal akut adalah kasus yang perlu ditangani secara serius dan tidak bisa dianggap enteng. Sebab, kasus ini sudah memakan ratusan korban.

Sejak awal, kata Dicky, ia sudah memperingatkan dan memberikan imbauan kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) agar kasus ini ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Dengan tersematnya status tersebut, penanganan dan potensi pengulangan kasus akan lebih kecil terjadi.

Baca juga: Kasus Gagal Ginjal Muncul Lagi, BPOM Nyatakan Obat Praxion Aman Digunakan

"Keberadaan status yang luar biasa itu lah yang akan memberikan konsekuensi hak dan kewajiban, keseriusan yang jauh lebih tinggi. Ketika ini tidak lakukan, saya sampaikan ini berpotensi akan berulang. Dan akhirnya terjadi," jelas Dicky.

Sebelumnya diberitakan, gagal ginjal akut kembali muncul sejak dilaporkannya dua kasus baru oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta, terdiri dari satu kasus konfirmasi dan satu kasus suspek.

Salah satu korban, yakni kasus konfirmasi, diketahui sempat meminum obat sirup dengan merek Praxion.

Teranyar, BPOM meneliti 7 sampel dan bahan baku obat, termasuk sampel obat sisa yang diminum oleh korban. Hasilnya, tujuh sampel yang diuji BPOM dan dinyatakan memenuhi ketentuan atau aman digunakan sepanjang sesuai dengan aturan pakai.

Baca juga: 4 Cara Mengatasi Anemia pada Gagal Ginjal Kronis

Pengujian ketujuh sampel tersebut dilakukan di Laboratorium Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional BPOM pada tanggal 2-3 Februari 2023.

Tak hanya pengujian, BPOM juga telah melakukan pemeriksaan pada tanggal 3 Februari 2022 ke sarana produksi sebagai bagian dari proses investigasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).

Pemeriksaan CPOB dilakukan meliputi aspek penting penjaminan mutu, antara lain pengujian mutu bahan baku dan sirup obat, proses produksi dan kualifikasi pemasok termasuk kepastian rantai pasok. Hasilnya pun sama, sarana produksi memenuhi ketentuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com