JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menekankan aparat penegak hukum dan pemerintah tidak boleh memberikan toleransi lagi terhadap kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua.
Pasalnya, baru-baru ini, KKB kembali berulah dengan membakar pesawat Susi Air hingga diduga menyandera pilotnya di Nduga, Papua.
"Saya pikir toleransi kita sudah cukup, kita harus ambil langkah tegas," ujar Dasco saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Baca juga: 15 Pekerja Bangunan yang Diancam KKB Selamat karena Mengamankan Diri di Rumah Pendeta
Dasco menjelaskan, kejadian-kejadian yang terjadi akibat ulah KKB membuat kondisi di Papua memprihatinkan.
Dia pun mengutuk keras tindakan KKB yang tidak berprikemanusiaan itu.
"Parlemen dalam hal ini DPR RI mendukung penuh upaya-upaya pemerintah dan aparat penegak hukum untuk menegakkan hukum di Papua," imbuhnya.
Diketahui, pesawat Susi Air itu hilang kontak sesaat usai mendarat di Bandara Paro, Selasa (7/2/2023).
Baca juga: Panglima TNI Upayakan Evakuasi Pilot-Penumpang Susi Air yang Hilang di Nduga Dilakukan Hari Ini
Representative Susi Air Donal Fariz mengungkapkan, awalnya pesawat itu hilang kontak pada pukul 06.17 WIT.
Lalu, pesawat itu dilaporkan terbakar. Donal mengatakan, pihaknya sedang memeriksa lebih lanjut apakah pesawat tersebut mengalami kendala teknis sehingga terbakar.
"Posisi pesawat berada di runway dan kami sedang melakukan pemeriksaan, apakah terjadi kendala teknis di pesawat," ujar Donal, Selasa.
Ia meyakini, pesawat yang dipiloti Philip Marthen (37) dan ditumpangi lima orang itu tidak terbakar.
Sebab, menurutnya, pendaratan terjadi dengan baik.
Baca juga: Panglima TNI Bantah Pilot Susi Air Disandera KKB: Dia Menyelamatkan Diri
"Tapi, itu agak jauh dari dugaan kebakaran dan hal-hal teknis yang muncul dari pesawat itu sendiri, karena posisi mendarat dengan baik," kata Donal.
Dalam keterangan terpisah, Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen M. Saleh Mustafa memastikan bahwa pilot Philips dibawa oleh KKB.
"(Pilot) Dibawa oleh kelompok EK (Egianus Kogoya)," ujar Saleh melalui pesan singkat, Selasa kemarin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.