JAKARTA, KOMPAS.com - Isi lengkap dari perjanjian politik antara Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Sandiaga Uno terkait Pilgub DKI Jakarta 2017 masih terus menjadi teka-teki.
Bahkan, perjanjian politik antara Prabowo-Anies-Sandi itu bisa sampai membuat Prabowo terdiam.
Ihwal perjanjian ini pertama kali diungkit oleh Sandiaga Uno sendiri. Ia memastikan kalau perjanjian politik antara mereka bertiga itu benar-benar ada.
Namun, belum jelas kenapa Sandiaga membeberkan perjanjian tersebut jelang Pemilu 2024.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon selaku penulis perjanjian, akhirnya buka suara.
Berikut rangkuman Kompas.com.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto terdiam saat ditanya awak media perihal perjanjian dengan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Prabowo tampak tidak menjawab apapun perihal perjanjian dengan Anies-Sandi tersebut.
Awalnya, Prabowo terus menjawab dengan lancar pertanyaan-pertanyaan mengenai calon wakil presiden yang akan mendampinginya hingga doa dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Namun, saat sampai di pertanyaan perihal perjanjian dengan Anies-Sandi, Prabowo malah bungkam.
Baca juga: Soal Perjanjiannya dengan Anies dan Sandiaga, Prabowo Pilih Diam
Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad yang berdiri di samping Prabowo tampak membisiki sang ketum agar tidak menjawab pertanyaan tersebut.
"Jangan dijawab, Pak. Jangan dijawab," bisik Dasco ke Prabowo, Senin (6/2/2023).
Secara terpisah, Fadli Zon mengakui bahwa ia yang menulis perjanjian antara Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Sandiaga Uno terkait Pilkada DKI tahun 2017.
"Ya kan ada beberapa yang saya tahu, pada waktu awal itu saya yang men-draf perjanjian untuk Pilkada DKI. Kan ada seperti kata Pak Sandiaga tadi, tanya saja Pak Sandiaga ada beberapa hal lain termasuk.... Terkait dengan keuangan, saya tidak tahu," ujar Fadli Zon.
Ia menegaskan bahwa perjanjian terkait Pilkada DKI Jakarta 2017 antara Prabowo, Sandi, dan Anies itu benar-benar ada.