Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Kraken Masuk Indonesia, Kemenkes Sebut Tak Perlu Tutup Pintu Kedatangan WNA

Kompas.com - 27/01/2023, 07:05 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, Indonesia tidak perlu menutup pintu masuk untuk kedatangan warga negara asing (WNA).

Hal ini menyusul sudah ditemukannya varian baru Covid-19 bernana Kraken di Tanah Air.

"Tidak perlu, kita tidak perlu (tutup pintu masuk untuk WNA), karena yang penting penguatan kita, deteksi kita, itu seperti yang kita deteksiin. Penguatan deketeksi itu harus cepat di pintu masuk," ujar Maxi di Jakarta, Kamis (26/1/2023).

Baca juga: Apa Saja Gejala Infeksi Omicron Subvarian XBB 1.5 Kraken?

Deteksi yang dimaksudnya yakni di kantor kesehatan pelabuhan di bandara, di pelabuhan laut, maupun di lintas batas darat.

"Seperti biasanya saja, kita tapi penguatan di situ," tambah Maxi.

Sebelumnya, pemerintah mengungkapkan bahwa virus corona varian Kraken sudah terdeteksi di Indonesia pada Rabu (25/1/2023).

Varian Kraken adalah nama lain dari virus corona subvarian Omicron XBB 1.5.

Baca juga: XBB 1.5 atau Kraken Resmi Terdeteksi di Indonesia, Apakah Bisa Buat Kasus Covid-19 Melonjak?

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, varian Kraken yang ada di Indonesia berasal dari warga Polandia yang mengunjungi Indonesia pada 6 Januari 2023.

“Dilaporkan bahwa varian ini sudah ditemukan, dari orang Polandia, dan itu dia kenanya di Balikpapan,” ujar Menkes Budi ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (25/1/2023).

Menurut Menkes, varian Kraken memang cepat menular namun tidak menyebabkan gejala berat.

Varian XBB 1.5 dijuluki Kraken oleh para ahli karena sifatnya yang menimbulkan lonjakan kasus Omicron cukup masif di AS.

Baca juga: Mengenal Virus Corona Kraken yang Sudah Terdeteksi Masuk Indonesia

Varian tersebut telah ditemukan di 38 negara, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Ahli epidemiologi senior di Afrika Selatan, Maria van Kerkhove mengatakan, varian Kraken merupakan varian paling menular yang terdeteksi selama ini.

Sebab, XBB.1.5 memiliki mutasi tambahan, membuatnya lebih mudah dan lebih baik dalam mengikat ke sel lain.

Meskipun tidak ada data resmi yang dirilis mengenai tanda-tanda infeksi awal dari varian baru tersebut, namun kebanyakan dari gejala awalnya akan serupa dengan varian Omicron pada umumnya.

Baca juga: Varian Kraken Ditemukan di Balikpapan, Berasal dari WNA Polandia

Antara lain, tenggorokan gata, nyeri punggung bawah, hidung meler/tersumbat, sakit kepala, kelelahan, bersin, keringat malam dan pegal-pegal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

Nasional
Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Nasional
Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com