KOMPAS.com – Lembaga filantropi Islam Dompet Dhuafa kembali menggelar kegiatan tahunan Shoecial Movement 2023.
Berbeda dari penyelenggaraan sebelum-sebelumnya, tahun ini Shoecial Movement didedikasikan untuk para penyintas gempa Cianjur, khususnya anak-anak yang terdampak.
Pada Shoecial Movement kali ini, sebanyak 1.000 pasang sepatu akan didistribusikan.
Perwakilan dari Tim Awareness Humanesia Dompet Dhuafa Hasairi Arnas mengatakan, Shoecial Movement adalah gerakan kemanusiaan Dompet Dhuafa yang diinisiasi dari tahun ke tahun.
“Kami membagikan school kit kepada anak-anak yang membutuhkan, terutama kepada yang tertimpa musibah di Cianjur. Mereka sangat membutuhkan peralatan sekolah untuk menunjang kegiatan belajar," katanya dalam siaran pers, Jumat (13/1/2023).
Baca juga: Lewat Sekolah Ceria, Dompet Dhuafa Bantu Pulihkan Semangat Guru di Cianjur
Melalui Shoecial Movement, Dompet Dhuafa turut mendukung dan membantu anak-anak Cianjur agar mereka lebih semangat belajar dengan perlengkapan sekolah yang layak dan memadai.
Selain untuk mengembalikan semangat anak-anak, Shoecial Movement kali ini juga untuk menghibur anak-anak.
Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah menghias satu unit mobil dengan pita besar berwarna hijau bak sebuah kado untuk mereka.
Meski gempa meluluhlantakkan sekolah, hal ini tidak menjadi penghalang dan penghambat anak-anak untuk menuntut ilmu.
Dengan sekolah darurat yang hanya dengan beralaskan tikar dan berlangitkan terpal, anak-anak tetap belajar dengan perlengkapan sekolah seadanya, tanpa seragam, alat tulis lengkap, bahkan sepatu sebagai pelindung. Sebab, semuanya lenyap oleh reruntuhan gempa.
Baca juga: Kisah Relawan Bencana Dompet Dhuafa, Awalnya Coba-coba Jadi Keterusan
Hidayanti, salah satu Guru SD Negeri Girijaya mengungkapkan, pihak sekolah tidak membatasi siswa-siswinya menggunakan peralatan dan seragam lengkap.
Dengan keadaan saat ini, pihak sekolah hanya berharap anak-anak tetap semangat untuk datang ke sekolah darurat.
"Banyak dari anak-anak kami yang peralatan sekolahnya hilang, termasuk seragam dan sepatu mereka banyak yang tertimbun dengan puing-puing rumah mereka,” katanya.
Oleh karena itu, kata Hidayanti, para guru di Cianjur sekarang tidak mewajibkan pelajar untuk menggunakan seragam sekolah dan sepatu.
Meski demikian, lanjutnya, semangat belajar anak-anak setelah kejadian yang begitu dahsyat.