Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Orang Tewas usai Lukas Enembe Ditangkap, Komnas HAM Minta Kapolda Usut Tuntas

Kompas.com - 12/01/2023, 18:10 WIB
Singgih Wiryono,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) meminta agar Kapolda Papua Irjen Pol Matius D Fakhiri mengungkap peristiwa kematian seorang warga sipil saat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Gubernur Papua Lukas Enembe, Selasa (10/1/2023).

"Komnas HAM meminta Kapolda Papua untuk melakukan proses hukum guna mengungkap kematian satu orang warga sipil dan dua orang warga yang luka-luka secara profesional, objektif, dan akuntabel," ujar Ketua Kmnas HAM Atnike Nova Sigiro dalam keterangan tertulis, Kamis (12/1/2023).

Komnas HAM juga meminta semua pihak tidak melakukan tindakan yang mengakibatkan konflik di tanah Papua meluas pasca penangkapan Lukas Enembe.

Atnike juga meminta agar aparat keamanan tidak menggunakan kekuatan yang berlebihan dalam penanganan aksi massa yang tak setuju dengan penangkapan tersebut.

Baca juga: Lukas Enembe Diboyong ke KPK Usai Dirawat di RSPAD Gatot Soebroto

"Dan mengedepankan langkah-langkah yang humanis sesuai dengan prinsip hak asasi manusia," imbuh dia.

Ketua Komnas HAM 2022-2027 itu juga mendorong agar Kapolda Papua bersama Pangdam XVII Cendrawasih menciptakan situasi yang kondusif secara berkelanjutan.

Kedua aparat tersebut diminta turut melibatkan tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat perihal penangkapan Lukas Enembe.

 

Di sisi lain, Komnas HAM menyatakan mengecam tindakan perusakan fasilitas umum dan aksi kerusuhan yang terjadi saat penangkapan Lukas Enembe.

"Terakhir, meminta kepada masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi provokatif yang akan memunculkan sentimen negatif dan semakin memperkeruh keadaan," kata Atnike.

Baca juga: KPK Minta Keluarga Buat Surat ke Penyidik jika Ingin Jenguk Lukas Enembe

Sebagai informasi, kerusuhan terjadi di Bandara Sentani ketika KPK menangkap Lukas Enembe untuk diperiksa sebagai tersangka di Jakarta, Selasa lalu.

Sekelompok massa mencoba masuk ke area Base Ops Lanud Jayapura. Massa bersenjata tajam dan panah juga melakukan pengancaman.

Aparat keamanan selanjutnya melepaskan tembakan peringatan, namun polisi menyebut massa tidak menghiraukan.

Polisi kembali melepaskan tembakan dan menyebabkan satu warga tewas.

"Iya betul ada satu korban meninggal dunia," kata Kabid Benny.

Baca juga: Rekam Jejak Ridwan Rumasukun, Plh Gubernur Papua Pengganti Lukas Enembe

Selain di Bandara Sentani, keributan juga terjadi di dekat Mako Brimob Kotaraja. Polisi telah menangkap 19 orang yang diduga terlibat keributan di dua lokasi tersebut.

Adapun Lukas telah ditetapkan sebagai tersangka dugaan suap dan gratifikasi sejak awal September lalu.

Ia diduga menerima sejumlah uang dari Direktur PT Tabi Bangun Papua terkait proyek pembangunan infrastruktur yang bersumber dari APBD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com