Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra Beri Penjelasan Tak Hadiri Pertemuan Parpol Tolak Sistem Proporsional Tertutup

Kompas.com - 09/01/2023, 13:16 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad memberi penjelasan kenapa Gerindra tidak mengirim perwakilan ke pertemuan mayoritas partai politik (parpol) DPR yang menolak sistem proporsional tertutup.

Sejatinya, 8 dari 9 fraksi partai politik di DPR menolak keras sistem proporsional tertutup. Hanya PDI-P yang setuju sistem proporsional terbuka untuk pemilu.

Namun, dalam pertemuan yang digelar Minggu (8/1/2022) kemarin, hanya 7 partai yang hadir lantaran Gerindra absen.

Dasco menegaskan bahwa walau Gerindra tidak hadir, tetapi mereka tetap tegas menolak sistem proporsional tertutup.

Baca juga: Beragam Alasan PDI-P Dukung Pemilu dengan Proporsional Tertutup yang Ditentang 8 Parpol Lain

"Memang kami baik secara gabungan fraksi di DPR sudah ikut menyatakan bahwa tidak setuju terhadap proporsional tertutup. Ketua umum Pak Prabowo juga sudah menyatakan Gerindra juga tidak setuju dengan proporsional tertutup," ujar Dasco di Gedung DPR, Jakarta, Senin (9/1/2023).

"Artinya, pendapat Gerindra dengan 7 partai lain itu adalah sama, tidak setuju terhadap proporsional tertutup," katanya lagi.

Dasco kemudian berdalih Gerindra tidak datang dalam pertemuan yang diadakan mayoritas parpol yang menolak sistem proporsional tertutup itu karena digelar secara mendadak.

Ia mengatakan Prabowo Subianto sudah terlanjur memiliki agenda yang tidak bisa ditunda.

Sementara itu, petinggi Gerindra yang lain sudah dijadwalkan memberikan bantuan banjir di Jawa Tengah.

Baca juga: Gerindra Tak Hadiri Pernyataan Tolak Pemilu Proporsional Tertutup, Airlangga Klaim Partai Besutan Prabowo Sudah Setuju

Walau begitu, kata Dasco, Gerindra tetap berkomunikasi dengan partai-partai yang hadir kemarin.

"Dalam pelaksanaan kegiatan kemarin, kami lakukan komunikasi intens dengan petinggi-petinggi partai lain, terutama dalam membuat konsep kesepakatan, lima poin. Sehingga, di situ disebutkan ada 8 parpol termasuk Gerindra," ujar Dasco.

Dasco kemudian mengakui bahwa sebenarnya undangan untuk pertemuan delapan parpol itu sudah dikirim dua hari sebelumnya.

Hanya saja, agenda yang dimiliki para petinggi Gerindra tetap tidak bisa ditunda lagi.

"Sebenarnya undangannya memang sudah 2 hari. Tetapi, ya terjadwalnya sudah agak lama. Jadi memang kegiatan yang enggak bisa ditunda," katanya.

Baca juga: Prabowo Sebut Gerindra Ingin Caleg Dipilih Langsung oleh Rakyat, Bukan Partai

Sebelumnya, delapan dari sembilan partai politik (parpol) di DPR menyatakan sikap menolak pemilihan umum (pemilu) dengan sistem proporsional tertutup.

Halaman:


Terkini Lainnya

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com