Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPKM Dicabut, Epidemiolog: Ada Kemungkinan Kasus Covid-19 Naik Lagi

Kompas.com - 06/01/2023, 15:48 WIB
Fika Nurul Ulya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menilai, kasus Covid-19 di Indonesia berisiko naik kembali setelah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut.

Apalagi, protokol kesehatan yang diimbau saat pandemi, seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, hingga menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) sudah tidak ketat diterapkan.

Pemerintah sudah tidak mewajibkan penggunaan masker di tempat umum.

"Jadi bahwa kemungkinan Covid-19 akan naik lagi, ya ada," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Jumat (6/1/2023).

Baca juga: PPKM Dicabut, Heru Budi Imbau Warga Tetap Pakai Masker di Angkutan Umum

Dicky mengatakan, longgarnya penerapan protokol kesehatan ini menjadi celah subvarian baru corona kembali membuat lonjakan kasus.

Apalagi, masyarakat di dalam negeri masih harus dibimbing dan diimbau untuk menetapkan protokol-protokol tersebut.

Kesadaran masyarakat yang relatif rendah ini menjadi pekerjaan rumah besar ketika pemerintah akhirnya tetap memutuskan mencabut PPKM.

Dicky lantas menyebut kebijakan publik soal kesehatan tidak bisa dibawa ke ranah politis.

"Makanya yang namanya masker, PHBS, cuci tangan, itu enggal bisa kalau dibawa ke arah politis ekonomi. Pokoknya sampaikan saja perlu pakai masker, jangan buat masyarakat bingung," ucap Dicky.

Lebih lanjut, Dicky mengungkapkan, risiko lonjakan ini juga terjadi lantaran seluruh dunia kemungkinan mengalami level hiperendemi atau hyperendemic Covid-19.

Baca juga: UPDATE 5 Januari 2023: Capaian Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua 74,50 Persen, Ketiga 29,27 Persen

Indonesia sendiri tak lepas dari bahaya ini mengingat kondisi demografi dan letak geografisnya.

Hiperendemi merupakan kondisi di mana suatu penyakit muncul terus-menerus di wilayah geografis dan dalam intensitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan endemi.

"Jadi kalau dikatakan enggak pakai masker, ya enggak akan pakai masker, tetapi kita bisa ambil risiko yang paling kecil, yaitu pakai masker," kata Dicky.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan pentingnya edukasi pencegahan penyakit di masyarakat.

Edukasi ini berperan penting agar masyarakat lebih sadar tanpa harus dipaksa oleh pemerintah.

Ia lantas mencontohkan penerapan protokol kesehatan saat pandemi Covid-19, seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.

Baca juga: Meski PPKM Dicabut, Dishub DKI Tetap Wajibkan Penumpang Angkutan Umum Gunakan Masker

Protokol kesehatan yang mendasar ini tidak baik jika penerapannya terus-menerus diimbau pemerintah, tanpa ada kesadaran yang tumbuh dari masyarakat.

"Protokol-protokol kesehatan seperti ini, ini tidak akan baik kalau selalu dipaksa oleh pemerintah. Yang baik yang bagus yang sukses kalau masyarakat sudah sadar bahwa mereka harus lakukan sendiri," ucap Budi dalam konferensi pers secara daring, Kamis (5/1/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com