Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporan Dugaan Korupsi Paling Banyak dari Jakarta, KPK Ungkap Alasannya

Kompas.com - 29/12/2022, 18:17 WIB
Syakirun Ni'am,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan, aduan dugaan korupsi oleh masyarakat pada 2022 paling banyak berasal dari Provinsi DKI Jakarta, dengan jumlah 585 laporan.

Juru Bicara Penindakan dan Kelembagaan KPK Ali Fikri mengatakan, tingginya laporan dugaan korupsi dari suatu wilayah bisa disebabkan beberapa faktor.

Salah satunya adalah karena para pelapor memandang tindak pidana korupsi di daerah itu memang banyak.

"Karena memang dugaan korupsinya di suatu daerah menurut pelapor banyak terjadi," kata Ali  Fikri dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Kamis (29/12/2022).

Baca juga: KPK Catat Peningkatan Penyampaian LHKPN di 2022, Jadi 98,24 Persen

Faktor lainnya adalah karena kesadaran masyarakat setempat terkait bahaya tindak pidana korupsi memang meningkat.

Sebagai informasi, dalam konferensi pers akhir tahun KPK, lembaga antirasuah melaporkan telah menerima 4.623 aduan dugaan korupsi dari masyarakat.

Dari jumlah tersebut, aduan paling banyak berasal dari DKI Jakarta dengan angka 585 laporan, Jawa Barat 429 aduan, Sumatera Utara 379 aduan, Jawa Timur 357, dan Jawa Tengah 237 aduan.

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak mengatakan, aduan itu dilayangkan melalui email, KPK Wishtle Blowing System (KWS), langsung/demonstrasi, media sosial, SMS, surat/fax, maupun telepon.

Dari ribuan laporan tersebut, 363 laporan dinyatakan tidak memenuhi kriteria dugaan tindak pidana korupsi. Laporan tersebut kemudian diarsipkan.

Baca juga: 5 Tersangka KPK yang Masih Buron hingga Akhir 2022

Sementara itu, 4.260 laporan dilanjutkan pada proses verifikasi. Sebanyak 4.055 laporan dinyatakan telah selesai melalui proses tersebut.

Johanis Tanak mengungkapkan, internal KPK kemudian menindaklanjuti 10 dari 4.055 laporan tersebut. Dengan rincian, 3 laporan diteruskan ke Biro Humas KPK, 2 laporan diteruskan ke bagian Inspektorat.

Kemudian, 2 laporan ke bagian Direktorat Koordinasi dan Supervisi Wilayah dan 1 laporan ke Deputi Bidang Penindakan.

Selanjutnya, sebanyak 1.631 pengaduan ditindaklanjuti untuk ditelaah dan 2.414 laporan belum dapat ditindaklanjuti.

"Karena tidak disertai dengan uraian dugaan fakta tindak pidana korupsi," ujar Johanis Tanak, Selasa (27/12/2022).

Baca juga: KPK Lakukan 10 OTT Sepanjang 2022, Ini Daftarnya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com