LEBIH dari sebulan belakangan, relasi yang terkesan konfliktual antara PDIP dan Ganjar Pranowo nampaknya mulai mereda.
Ruang publik nasional mulai tidak lagi dihiasi oleh narasi-narasi konfrontatif antara sang Gubernur Jawa Tengah itu dan beberapa petinggi partai banteng moncong putih yang menaunginya.
Namun di sisi lain, narasi atau berita-berita tentang gerbong politik lain atau koalisi politik di luar PDIP yang berminat untuk mencalonkan Ganjar Pranowo juga tidak banyak muncul di ruang publik nasional.
Lantas, apakah ini pertanda bahwa telah terjadi pakta politik atau kesepakatan di belakang layar tentang siapa yang akan menjadi calon presiden resmi partai berlambang banteng tersebut? Apakah PDIP pelan-pelan sudah mulai mengakomodasi aspirasi dari kubu Ganjar Pranowo?
Atau apakah Ganjar Pranowo sudah mendapat sinyal positif dari Megawati Soekarnoputri sehingga kini Ganjar hanya cukup mengikuti aturan main politik yang ada di internal PDIP, tanpa harus mengerahkan relawan-relawannya untuk bersuara di ruang publik nasional, yang kerap kali konfrontatif pada PDIP.
Di sisi lain, sebagaimana diketahui, secara umum PDIP masih belum mengeluarkan tanda-tanda yang jelas tentang siapa calon presiden yang akan diusung oleh partai berlogo kepala banteng tersebut.
Namun impresi-impresi dukungan keras kepada Puan Maharani sudah mulai berkurang. Kelompok yang beberapa bulan lalu terkesan sangat pro Puan satu per satu mulai memelankan suara politiknya, bahkan sebagian mulai memilih untuk tidak lagi bersuara.
Dewan kolonel yang sempat dianggap sebagai barisan pendukung militan Puan Maharani di internal PDIP nampaknya sudah kehilangan legitimasi, atau bahkan sudah tak ada lagi.
Tokoh-tokoh senior partai yang sempat berbicara negatif terhadap Ganjar Pranowo selama ini juga sudah tidak terdengar lagi bersuara.
Jadi berkurangnya geliat politik Ganjar Pranowo di luar PDIP bersamaan dengan melemahnya tekanan internal PDIP terhadap Ganjar Pranowo.
Tidak terdengar lagi serangan berbalas serangan, baik dari relawan Ganjar Pranowo terhadap PDIP maupun sebaliknya.
Dengan kata lain, dari indikasi dan riak politik yang terjadi belakangan, telah terjadi relasi "new normal" dan keseimbangan baru antara PDIP dan Ganjar Pranowo.
Dalam hemat saya, keseimbangan baru ini memang belum menghasilkan keputusan final tentang siapa calon presiden resmi yang akan diusung PDIP.
Tapi setidaknya, keseimbangan baru ini berkaitan dengan rentang waktu yang masih panjang di satu sisi dan kesempatan yang sama bagi Ganjar Pranowo untuk berkompetisi secara sehat dengan Puan Maharani di sisi lain.
Artinya, Ganjar Pranowo diberi peluang untuk membuktikan diri sebagai calon presiden yang layak untuk PDIP sampai menjelang pemilihan nanti.