BUYA Syafi’i Maarif berpulang pada 22 Mei 2022 dalam usia 87 tahun di Yogyakarta. Tujuh belas minggu kemudian kepulangannya disusul oleh Prof. Azyumardi Azra dari RS Malaysia.
Waktu itu tanggal 18 September 2022. Ia menyusul ketika dalam perjalanan menuju ceramah di komunitas pemuda Islam Malaysia.
Sehingga waktu bersantai itu terganggu oleh berita kepulangan mereka menuju alam keabadian.
Keduanya adalah tokoh, pemikir, dan sama-sama pernah menduduki jabatan paling bergengsi di bidang yang ditekuni.
Buya Syafi’i menjabat Ketua Umum Muhammadiyah periode 1998-2005 dan pada saat yang sama Prof. Azyumardi Azra menjabat sebagai Rektor UIN Jakarta periode 1998-2006.
Setelah dua cendekiawan Muslim yang produktif menulis ini, Indonesia memang agak terasa lain. Sunyi, agak gelap, dan seolah berjalan tanpa arah dan tujuan.
Sebab selama ini, kepada Buya Syafi’i maupun Prof. Azra-lah harapan tertumpang untuk menyampaikan suara publik sebagai penerang jalan kereta besar bernama Indonesia.
Buya Syafi’i dan Prof. Azra terkenal dengan kritikan-kritikan yang tajam, apa adanya, elegan, berani, dan tanpa beban.
Inilah alasan utama kenapa suara dari dua cendekiawan lulusan Amerika itu ditunggu-tunggu ketika ada persoalan bangsa yang genting tentang Islam, demokrasi, pemberantasan korupsi, dan kemanusiaan.
Ketika Indonesia berada dalam suasana yang tak menentu seperti sekarang, pandangan dan pikiran kedua guru bangsa itu ingin benar kita mendengarnya.
Masalah utama Indonesia dalam enam bulan terakhir yang disorot publik adalah soal penengakan hukum, korupsi, dan tragedi kemanusiaan.
Biasanya bila ada persoalan bangsa yang besar dan penting, tetapi penyelesaiannya terhambat oleh berbagai kepentingan, beliau berdualah tumpuan publik untuk bicara.
Lidah kedua cendekiawan asal Sumatera Barat itu memang asin bagi pemerintah dan pemangku kebijakan di republik ini. Bila mereka sudah bicara, tak sedikit kebijakan yang akhir berubah atau paling tidak dibicarakan secara serius sebelum atau sesudah diputuskan.
Sekarang lidah asin Buya Syafi’i atau komentar tajam Prof. Azra sudah tidak ada. Sementara persoalan bangsa ini kian tambah runyam.